Dengan dimensi seperti itu, ponsel layar lipat ini masih muat untuk dimasukan dalam kantong ataupun tas. Begitu juga ketika ponsel dibuka, masih tetap bisa digenggam.
“Hari ini, kami juga meresmikan Galaxy Z Flip yang akan memperkuat kategori baru smartphone lipat,” ucap Bernard Ang, VP IT & Mobile Business Samsung Electronic Indonesia.
Berkat inovasi Flex Mode, Galaxy Z Flip dapat ditekuk, lalu merekam gambar tanpa tripod atau chatting melalui Google Duo, cukup diletakan di mana saja. Foldable UX membagi dua layar untuk membuka dua aplikasi yang berbeda.
Pengguna Galaxy Z Flip dengan nyaman dapat memilih aplikasi favorit hanya dengan menggeser dari kiri ke kanan layar, lalu memasukan ke dalam Multi-window tray.
Baca Juga: Teknologi Kamera Samsung Galaxy S20 Ultra Mirip Huawei P30 Pro?
Beranjak ke bagian layar, Galaxy Z Flip membawa layar Infinity Flex dengan Samsung Thin Glass (UTG) yang dapat ditekuk, sehingga membuat perangkat lebih ramping.
Samsung juga menggunakan panel Dynamic AMOLED berukuran 6,7 inci berresolusi Full HD+. Untuk menunjukkan ketahanan layar, Galaxy Z Flip masih bisa digunakan meski dalam posisi terbuka 90 derajat. Kemampuan ini didapat setelah Samsung mengembangkan mode flex bersama Google.
Jadi ketika ditekuk, layar secara otomatis terbagi menjadi dua layar 4 inci sehingga pengguna dapat dengan mudah melihat gambar, konten atau video di bagian atas layar, dan mengontrolnya di layar bagian bawah.
Misalnya ketika pengguna membuka aplikasi YouTube, mereka bisa menonton streaming di bagian atas, sedangkan bagian deskripsi dan mengisi komentar di bagian bawah.
Di bagian luar ponsel, terdapat layar mini berukuran 1,06 inci dengan resolusi 116 x 300 pixel. Meski ukurannya kecil, tapi lauar tersebut menggunakan panel Super AMOLED yang terlindungi Gorilla Glass 6.
Baca Juga: Beda Rp 1,3 Juta, Bandingkan Samsung Galaxy Z Flip - Motorola Razr
Layar kecil ini punya fitur always-on display yang berfungsi untuk menampilkan notifikasi, mulai dari tanggal, waktu, status baterai, dan informasi lainnya.