Inilah Fakta Mengerikan di Balik Terjadinya Salju Merah Antarktika

Senin, 02 Maret 2020 | 07:26 WIB
Inilah Fakta Mengerikan di Balik Terjadinya Salju Merah Antarktika
Penampakan fenomena es merah darah di gigir sebuah tebing di Antarktika [Andrey Zotov/National Antarctic Scientific Centre of Ukraine/Ministry of Education and Science of Ukraine].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebagian salju di wilayah Antarktika mengalami fenomena tak lazim karena warnanya berubah menjadi merah darah. Dipandang sekilas, mirip strawberry sorbet atau es krim strobei. Namun, di balik pemandangan unik ini, fenomena salju merah ternyata menyimpan bahaya tersendiri.

Sebelumnya, ilmuwan yang bermarkas di stasiun riset milik Ukraina, Vernadsky Research Base, dikelilingi salju semacam itu. Penyebabnya berasal dari sejenis ganggang dengan pigmen merah bernama Chlamydomonas nivalis.

Penampakan fenomena es merah darah [Andrey Zotov/National Antarctic Scientific Centre of Ukraine/Ministry of Education and Science of Ukraine].
Penampakan fenomena es merah darah [Andrey Zotov/National Antarctic Scientific Centre of Ukraine/Ministry of Education and Science of Ukraine].

Ketika musim dingin melanda Antarktika, ganggang tadi mampu bertahan hidup. Tumbuhan yang hidup di berbagai area dingin ini tertimbun jauh di bawah lapisan salju sehingga wujudnya tak terlihat.

Namun memasuki musim semi hingga musim panas yang ditandai dengan peningkatan suhu sehingga lebih hangat, tumpukan salju mulai menipis, sehingga ganggang merah muncul ke permukaan.

Baca Juga: Best 5 Otomotif Akhir Pekan: Geneva Motor Show Batal, Nmax Pak Harto

Warna merah ganggang ini diketahui berasal dari karotenoid di kloroplas ganggang. Pigmen itu berperan untuk menyerap panas dan melindungi mereka dari sinar ultraviolet. Karena itulah ganggang tadi sanggup bertahan sepanjang tahun.

Strawberry sorbet yang dibuat dengan cara membekukan jus stroberi lantas diblender beberapa kali sampai menghasilkan tekstur lembut. Sebagai ilustrasi [Shutterstock].
Strawberry sorbet yang dibuat dengan cara membekukan jus stroberi lantas diblender beberapa kali sampai menghasilkan tekstur lembut. Sebagai ilustrasi [Shutterstock].

Sayangnya, warna merah pada ganggang Antarktika ini punya konsekuensi lain yang cukup membahayakan Bumi.

"Merekahnya ganggang itu berkontribusi terhadap perubahan iklim," papar National Antarctic Scientific Centre Ukraine, seperti dikutip dari Science Alert, Senin (2/3/2020).

Sebelum sampai pada temuan ini, studi 2016 mengungkapkan jika perkembangan ganggang sanggup menurunkan jumlah cahaya yang direfleksikan oleh salju di kutub. Setahun berselang, studi terpisah menyebut bahwa ganggang ini berkontribusi terhadap mencairnya satu per enam massa salju di Alaska.

Ringkasnya, area yang ditempati ganggang merah mengalami pelelehan es lebih cepat. Di sisi lain, suhu musim panas di Antarktika menjadi kian meningkat. Akibatnya, kondisi ini membuat ganggang semakin subur dan mempercepat proses pencairan es.

Baca Juga: Ancaman COVID-19, Fans Sport Otomotif Tetap Berpeluang Nonton

"Peristiwa semacam ini sekarang terjadi lebih sering," tutup ahli salju, Mauri Pelto dari Nichols College.

Seperti yang diketahui, mencairnya es bukanlah berita bagus karena berpotensi menambah kenaikan air laut. Antarktika sendiri baru saja dilanda gelombang panas selama 9 hari pada bulan Februari lalu, dengan suhu mencapai 18,3 derajat Celcius.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI