Sialnya, malware ini juga dapat menjangkit para pengguna iOS dan Android dengan set fungsi sama yang tersedia untuk setiap platform. Aplikasi ini memberikan kesempatan kepada pelaku kejahatan siber untuk mengontrol hampir seutuhnya atas data pada perangkat yang terinfeksi.
Malware dapat dikonfigurasi sedemikian rupa secara individual untuk setiap korban sehingga memberikan informasi rinci tentang pengguna, termasuk kontak, riwayat panggilan, geolokasi, teks, acara kalender, dan banyak lagi. Itu juga dapat merekam panggilan suara dan VoIP, dan mencegat pesan instan.
Kemampuan malware ini tidak sembarangan karena sanggup mendengarkan secara diam-diam pada banyak layanan komunikasi, seperti WhatsApp, WeChat, Viber, Skype, Line, Telegram, Signal, dan Threema. Selain pesan, FinSpy mengekstrak file yang dikirim dan diterima oleh korban di aplikasi olah pesan, serta data tentang grup dan kontak.
Pada awal 2019, Kaspersky melaporkan tentang versi baru implan FinSpy iOS dan di tahun yang sama juga mendeteksi implan Android terbaru dari penyedia solusi cyberespionage secara luas, serta implan RCS (Remote Control System) dari perusahaan lain yang menyediakan solusi cyberespionage.
Baca Juga: Best 5 Otomotif Pagi: Umur Seabad Masih Motoran, Ancaman Banjir Jakarta
Menurut telemetri Kaspersky, masyarakat di Indonesia, Myanmar, dan Vietnam ditemukan menjadi salah satui di antara target kedua jenis malware ini.
PhantomLance
Malware yang menyerang pengguna ponsel di kawasan Indonesia, Malaysia, dan Vietnam ini merupakan kampanye spionase jangka panjang dengan Trojan untuk Android yang digunakan di berbagai pasar aplikasi termasuk Google Play.
Setelah penemuan sampel, Kaspersky segera menginformasikan pihak Google atas siapa saja pihak yang telah menghapusnya.