Suara.com - Apple mungkin secara otomatis memeriksa email pengguna iCloud untuk mendeteksi konten yang mencurigakan. Salah satu pengguna iPhone di Amerika Serikat telah dituduh dengan pornografi anak. Terdakwa sebelumnya ingin mengirim gambar dan video dalam beberapa email.
Apple dapat membaca dan memblokir email tidak terenkripsi yang dikirim melalui aplikasi Mail di iCloud. Hal Ini dinyatakan dalam laporan yang diterbitkan oleh Forbes.
Menurut Forbes, Apple memiliki algoritma yang dapat memindai lampiran surat dan data iCloud dari penggunanya untuk memindai sesuatu yang disebut sebagai "hashes".
Hash dapat disebut juga sebagai deskripsi gambar samar yang dibaca oleh algoritma. Hash melekat pada foto dan video pelecehan anak yang diidentifikasi sebelumnya. Ini memungkinkan Apple untuk mengidentifikasi gambar yang mencurigakan secara otomatis.
Baca Juga: Perampok Gasak 1 Baskom Tempe, Warganet: Nggak Tega Mukulinnya
Dalam kasus saat ini, seorang lelaki ingin mengirim total delapan email dengan gambar melalui server iCloud Apple. Namun sistem Apple gagal dan pengiriman email, termasuk lampiran, dihentikan.
Meskipun Apple umumnya tidak bekerja sama dengan lembaga penegak hukum dalam skala besar, perusahaan asal Amerika Serikat tersebut cenderung melaporkan kasus pelecehan anak dan pornografi anak kepada pihak berwenang tanpa permintaan atau penegakan hukum yang ada.
Sebelum Apple menyaring konten yang mencurigakan, informasi tentang pengguna Apple seperti alamat IP dan detail kontak yang tersimpan di akun pengguna akan diteruskan ke pihak yang berwenang.
Apple juga telah menyerahkan data lebih lanjut dari pengguna Apple kepada penyelidik atas permintaan. Meski tidak ada kejelasan mengenai informasi apa saja yang diserahkan, namun pihak berwenang meminta semua file dan catatan lain yang disimpan di iCloud.
Di sisi lain, itu merupakan tantangan bagi Apple untuk melindungi privasi pengguna sekaligus menangkap jaringan dan kejahatan pada saat yang sama.
Tetapi Apple mengatakan bahwa data pengguna hanya akan diperiksa secara manual oleh manusia jika sistem melaporkan konten yang mencurigakan.
Baca Juga: Tak Bisa Diganti, Calon Maba Ini Gunakan Foto Nyeleneh Saat Daftar Kampus
Namun, pesan dan email terenkripsi tidak dapat dideteksi oleh algoritma Apple. Umumnya, Apple enggan menerima konten atau perangkat yang dienkripsi meskipun FBI secara terus-menerus mencoba melobi Apple untuk membantu membuka kunci iPhone para penjahat dan teroris.
Dilansir laman Android Pit, kasus ini sendiri telah meningkatkan kekhawatiran pengguna tentang keamanan data dan privasi. Namun, pada dasarnya Apple hanya akan memberikan informasi penggunanya ke penyelidik jika sistem mengidentifikasi gambar atau konten ilegal.