Suara.com - Kenaikan suhu telah terjadi selama seminggu belakangan di Antartika dan menyebabkan pencarian es dalam skala besar di gletser benua selatan. Akibatnya, sekitar seperlima es dari akumulasi salju regional mencair dalam waktu singkat.
Awal bulan ini, suhu di Antartika mencapai 20,75 derajat Celcius dan 18,3 derajat Celcius pada 6 Februari lalu. Itu merupakan suhu terpanas yang pernah terjadi di Antartika.
Pencatatan suhu tersebut dikeluarkan selang tiga hari setelah satelit pengamatan merekam Pine Island Glacier retak menjadi potongan-potongan kecil.
"Saya belum pernah melihat es meleleh dengan cepat di Antartika. Anda melihat peristiwa mencair semacam ini di Alaska dan Greenland, tetapi tidak biasanya di Antartika," ucap Mauri Pelto, ahli glasiologi di Nichols College, seperti dikutip laman IFL Science.
Baca Juga: Bikin Gemas! Kucing Oren Ini Menggondol Jajanan dan Uangnya
Gambar yang diambil oleh Operational Land Imager (OLI) di Landsat 8 pada 4 Februari dan 13 Februari menunjukkan, penampakan salju seluas 1,5 kilometer persegi yang tersaturasi dengan es mencair.
Model-model iklim menunjukkan bahwa daerah itu mencair pada puncaknya pada 6 Februari seluas 30 milimeter. Secara total, wilayah itu kehilangan 106 milimeter es selama musim panas.
Pencairan yang cepat disebabkan oleh suhu tinggi yang berkelanjutan secara signifikan di atas titik beku. Peta panas yang diambil menggunakan model Goddard Earth Observing System (GEOS), juga mencatat rekor suhu di atas 10 derajat Celcius pada 2 meter di atas tanah.
NASA menyebut bahwa temperatur tinggi yang terlihat awal bulan ini disebabkan oleh kombinasi peristiwa meteorologi.