Lukisan Tertua Sedunia di Sulawesi Terancam Dirusak Semen Tonasa

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 21 Februari 2020 | 19:50 WIB
Lukisan Tertua Sedunia di Sulawesi Terancam Dirusak Semen Tonasa
Lukisan-lukisan tertua di dunia yang ditemukan di Sulawesi Selatan pada 2017 silam. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lukisan tertua di dunia yang terletak gua-gua Sulawesi kini terancam kelestariannya oleh tambang milik Semen Tonasa, demikian diwartakan The Guardian, Jumat (21/2/2020).

Seperti diwartakan sebelumnya lukisan pada dinding gua di area Bulu Sipong, Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan merupakan lukisan figuratif tertua di dunia. Lukisan-lukisan purba berusia lebih dari 40.000 tahun itu bahkan disebut sebagai asal-muasal agama dalam peradaban manusia.

Lukisan-lukisan itu, karena usianya yang sudah tua, sangat rapuh dan mudah rusak. Gua tempat lukisan itu ditemukan berada di dalam lahan yang dikuasai oleh Semen Tonasa dan di lokasi terdapat penambahan bahan baku untuk semen.

Para arkeolog yakin bahwa di lokasi tersebut masih banyak lukisan purba dan peninggalan bersejarah lainnya di lokasi tersebut.

Baca Juga: Lukisan Tertua di Dunia: Agama Pertama Kali Muncul di Sulawesi Selatan

"Sebagai peneliti yang menghabiskan seluruh karier di Sulawesi Selatan, saya sangat khawatir dengan kondisi gua-gua prasejarah di sini, yang dikelilingi oleh pertambangan semen serta marmer," kata Budianto Hakim, salah satu arkeolog yang terlibat dalam penemuan lukisan tertua di Maros.

Ketika lukisan-lukisa purba itu ditemukan pada 2017, Semen Tonasa setuju untuk menjadikan area seluas 3,6 hektar di sekeliling Bulu Sipong sebagai situs yang dilindungi.

"Setelah kami tahu tentang penemuan itu, kami menjadi area ini sebagai situs budaya yang dilindungi," kata Abdul Rasak, kepala bagian reklamasi tambang Semen Tonasa.

"Kami tadinya kira bahwa itu hanya lukisan biasa, tetapi kini kami bangga akan peninggalan nenek moyang kami," lanjut dia.

Meski demikian, para peneliti tetap khawatir. Mereka mengatakan bahwa debu dari pertambangan bisa merusak lukisan-lukisan purba tersebut.

Baca Juga: Lagi, Lukisan Tertua di Dunia Ditemukan di Sulawesi

"Jika situs (purbakala) seperti ini ditemukan di Prancis atau Spanyol, maka akan menjadi penemuan besar. Area ini adalah kunci untuk memahami evolusi kognitif dan budaya spesies kita," sesal Maxime Aubert, arkeolog Australia, yang juga terlibat dalam penelitian lukisan purba tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI