Pertama Kalinya Aurora Terdeteksi di Bintang Katai Merah

Kamis, 20 Februari 2020 | 07:47 WIB
Pertama Kalinya Aurora Terdeteksi di Bintang Katai Merah
Ilustrasi Aurora. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim astronom internasional mengamati beberapa sinyal radio misterius dari sebuah bintang katai merah bernama GJ1151 yang terletak 26 tahun cahaya di konstelasi Ursus Major.

Rupanya, gelombang radio tersebut dihasilkan oleh interaksi sebuah planet eksoplanet yang mengorbit bintang, menyebabkan GJ1151 memiliki aurora. Meskipun telah diprediksi selama lebih dari tiga puluh tahun, ini adalah pertama kalinya para astronom benar-benar dapat melihat sinyal ini.

Pengamatan yang dilakukan para astronom ini merupakan langkah baru dalam studi rinci tentang sifat-sifat eksoplanet.

Katai merah adalah jenis bintang yang paling umum di Bimasakti. Bintang ini jauh lebih dingin dan lebih kecil dari Matahari tetapi memiliki medan magnet yang lebih kuat.

Baca Juga: Terungkap! Daftar Ponsel Ini Bisa Menjalankan Google Stadia

Banyak katai merah yang diketahui diorbit oleh planet seukuran Bumi, dan ketika planet-planet ini mengorbit, itu dapat menciptakan interaksi magnetik yang aneh.

Aurora di bintang katai merah. [Astron.nl]
Aurora di bintang katai merah. [Astron.nl]

"Pergerakan planet melalui medan magnet yang kuat dari katai merah bertindak seperti mesin listrik, sama seperti cara kerja dinamo sepeda. Ini menghasilkan arus besar yang menggerakkan aurora dan emisi radio pada bintang," ucap Dr Harish Vedentham dari Institut Astronomi Radio Belanda (ASTRON), seperti dikutip dari IFL Science.

Interaksi serupa juga pernah terjadi antara Jupiter, yang memiliki medan magnet yang sangat kuat, dengan bulan vulkaniknya Io.

Pengamatan tersebut dapat dilakukan berkat teleskop radio Low-Frequency Array (LOFAR). Tim astronomi sekarang mencari lebih banyak katai merah untuk melihat seberapa umum fenomena ini dapat terjadi.

LOFAR diharapkan dapat menemukan setidaknya 100 sistem ini di lingkungan Matahari. Pengamatan tersebut telah diterbitkan dalam jurnal Nature Astronomy.

Baca Juga: Cuma Bisa SMS dan Telepon, Ponsel Rp 4 Jutaan Ini Malah Laris Manis

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI