Waduh! Efek Radiasi Radioaktif Kembali Normal Setelah Miliaran Tahun

Selasa, 18 Februari 2020 | 13:35 WIB
Waduh! Efek Radiasi Radioaktif Kembali Normal Setelah Miliaran Tahun
Pembersihan radiasi nuklir. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setiap unsur yang mengandung zat radioaktif, punya kemampuan memancarkan radiasi dan kembali ke keadaan normal. 

Menurut laporan hasil eksperimen dari Advisory Committee on Human Radiation Experiments (ACHRE) yang dikutip, Selasa (18/2/2020), waktu untuk kembali ke keadaan normal ini disebut waktu paruh. 

Hanya saja, laporan tersebut menyebut bahwa durasi setiap zat radioaktif untuk kembali normal memerlukan waktu yang berbeda-beda, tergantung unsur atomnya. 

Sebagai contoh, Uranium 238 membutuhkan waktu sekitar 4,5 miliar tahun untuk mengurangi paparan radiasi.

Baca Juga: Google Gelontorkan Rp 13,6 Miliar untuk 22 Ribu Guru di Indonesia

Sementara itu, Plutonium 239 membutuhkan waktu 24 ribu tahun. Sementara Yodium 131 memiliki waktu paruh paling sedikit, yaitu hanya 8 hari.

Sekadar informasi, radioaktivitas dapat terjadi baik secara alami maupun dengan campur tangan manusia. Bila dikelola dengan baik, zat radioaktif bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Misalnya saja, aktivitas neutron yang merupakan salah satu radioaktivitas buatan. Aktivasi neutron dijadikan sebagai prinsip dasar terapi penangkapan boron-neutron yang dipakai untuk pengobatan kanker otak.

Larutan yang mengandung boron disuntikkan ke pasien dan diserap lebih banyak oleh sel kanker daripada oleh sel-sel lain.

Neutron yang ditembakkan di daerah kanker otak siap diserap oleh inti boron. Inti ini kemudian menjadi tidak stabil dan memancarkan radiasi yang menyerang sel-sel kanker.

Baca Juga: Tak Menghargai, Permintaan Dibuatkan Desain Gratis Ini Bikin Emosi Warganet

Ilustrasi sel kanker. [Shutterstock]
Ilustrasi sel kanker. [Shutterstock]

Namun, beda lagi hasilnya jika dipakai untuk berperang. Tim sekutu yang melempar bom nuklir ke Hiroshima dan Nagasaki di Jepang saat Perang Dunia II bukan hanya meratakan dua wilayah tersebut dengan tanah dan menelan korban ratusan ribu jiwa saja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI