Suara.com - Peneliti venom dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syahfitri Anita mengatakan bisa ular weling atau Bungarus candidus lebih mematikan dibanding ular kobra.
"Bisa ular weling bersifat neurotoxin, yang menyerang syaraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Biasanya di beberapa jam awal korban akan merasa mual," kata Syahfitri kepada kantor berita Antara, di Jakarta, Kamis (13/2/2020).
Menurut Syahfitri, salah satu penelitian menunjukkan dosis lethal (LD50) ular weling terhadap mencit bisa mencapai 0.06 mikrogram/gram hingga 0.23 mikrogram/gram berat tubuhnya.
Syahfitri menuturkan jika setelah digigit tidak segera ditangani, maka korban dapat meninggal dalam waktu sekitar 12-24 jam.
Baca Juga: Gigit Balita Adila Sampai Tewas, Ular Weling Bisa Pecahkan Pembuluh Darah
Biasanya di beberapa jam awal korban yang digigit ular weling akan merasa mual, muntah dan lemas dan kemudian dapat meningkat dengan merasakan kelopak mata yang memberat dan susah bernapas.
Ketika digigit ular, para dokter menyarankan untuk tetap tenang dan menghindari atau meminimalkan pergerakan atau mobilisasi.
"Usahakan mengingat karakteristik jenis atau warna ular dan segera mencari pertolongan medis," ujarnya.
Syahfitri menuturkan anti bisa ular yang digunakan harus spesifik untuk ular weling, yang mana saat ini Indonesia belum punya antibisa khusus itu.
Secara sederhana, antibisa ular bekerja dengan mengikat dan menetralisasi bisa atau racun. Antibisa berisi antibodi yang dapat berikatan dengan molekul racun-racun yang terkandung dalam bisa, mengubah bentuk molekul racun, dan akhirnya menetralisasi racun.
Baca Juga: Ini Habitat Ular Weling yang Gigit Balita Adila saat Tidur HIngga Tewas
Sebelumnya, Adila (4), balita perempuan dari Desa Pamengkang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, meninggal dunia setelah sempat koma selama lima hari akibat gigitan ular weling.