PVMBG juga merekomendasikan agar masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Merapi agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa berupa lontaran material vulkanik dan awan panas dengan jangkauan kurang 3 KM yang bersumber dari bongkaran material kubah lava.
"Letusan semacam ini mungkin saja masih terus terjadi sebagai indikasi bahwa suplai magma dari dapur magma masih berlangsung," jelas Kasbani.
Sebagai informasi, pada September - November 2019 terjadi letusan eksplosif pada Gunung Merapi sebanyak 4 kali yang diiringi aktivitas kegempaan vulkanik dalam (>1,5 km).
Peningkatan aktivitas erupsi dan kegempaan vulkanik kembali terjadi pada pertengahan Desember 2019 sampai dengan pertengahan bulan Januari 2020, kemudian diikuti peningkatan aktivitas di permukaan Gunung Merapi.
Baca Juga: Gunung Merapi Erupsi, Penerbangan ke Yogyakarta Masih Aman