Suara.com - Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah meminta operator seluler untuk melakukan fiberisasi jaringan, sebelum akhirnya menggelar 5G.
Fiberisasi jaringan ini sendiri dilakukan agar operator seluler lebih mudah saat mengimplementasikan internet 5G, karena nantinya Base Transceiver Station (BTS) akan terhubung dengan jaringan fiber optik.
Rupanya, himbauan Kominfo tersebut tengah gencar dilakukan oleh PT Hutchinson 3 Indonesia (Tri). Hal ini disampaikan oleh Vice President Tri M. Danny Buldansyah.
Menurutnya, imbauan pemerintah itu merupakan bagian dari persiapan operator seluler menuju 5G. Meskipun demikian, bukan untuk 5G saja, fiberisasi jaringan juga perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas jaringan kepada pelanggan.
Baca Juga: Baru Diluncurkan, Pre-Order Galaxy Z Flip Ludes dalam 66 Menit
"Fiberisasi dibutuhkan untuk meningkatkan jaringan, seperti tadi, jaringan 4,5G Pro Tri di Indonesia akan 8 kali lebih cepat," terang Danny di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (12/2/2020).
Meski masih dalam proses, Danny melanjutkan, Tri mengaku siap untuk menggelar jaringan telekomunikasi generasi kelima itu, asalkan sudah ada instruksi dari pemerintah.
"Untuk 5G sendiri kita perlu menunggu dari pemerintah untuk mendapatkan road map dari pemerintah. Tapi equipment dan jaringan kita sudah siap untuk 5G," imbuhnya.
Secara terpisah, Chief Technical Officer Tri Indonesia Desmond Cheung mengungkapkan bahwa pihaknya terus melanjutkan fiberisasi jaringan karena langkah ini penting untuk implementasi 5G di masa yang akan datang.
Untuk teknisnya sendiri, jaringan baru Tri Indonesia mengadopsi sistem fiberisasi dan ring topology. Sistem ini diklaim mampu memperkuat transmisi jaringan lebih stabil. Selain itu teknologi MIMO juga diterapkan sebagai upaya transisi dari 4G ke 5G.
Baca Juga: Waduh! Server AoV Versi China Jebol