Indonesia Disebut dalam Skandal Alat Komunikasi Rahasia yang Libatkan CIA

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 13 Februari 2020 | 07:35 WIB
Indonesia Disebut dalam Skandal Alat Komunikasi Rahasia yang Libatkan CIA
Ilustrasi pataka dinas intelijen Amerika Serikat, CIA. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Pada 1981, Arab Saudi adalah pelanggan terbesar Crypto AG, disusul oleh Iran, Italia, Indonesia, Irak, Libya, Yordania, dan Korea Selatan," tulis media tersebut.

Tetapi pada pertengahan 1990an, setelah sejumlah media di AS mulai mencium keterlibatan CIA di Crypto AG, Indonesia bersama sejumlah negara lain disebut membatalkan kontrak dengan perusahaan itu.

Tidak diketahui berapa lama Indonesia menggunakan alat komunikasi buatan Crypto AG. Tetapi dalam laporan Washington Post disebutkan bahwa CIA memanfaatkan perangkat tersebut untuk mencuri informasi negara asing dari periode 1950an sampai 2018 kemarin.

CIA, misalnya, menggunakan alat komunikasi rahasia tersebut untuk menguping komunikasi para pemimpin Libya setelah pengeboman klub malam La Belle di Berlin Barat pada 3 April 1986, yang turut menewaskan dua prajurit militer AS.

Baca Juga: Pesawat Alien Hijau di Site 7: Rahasia CIA soal UFO di Uni Soviet Terungkap

Berkat informasi itu, AS tahu bahwa pengemboman di Berlin Barat itu adalah ulah Libya. Sebagai balasan, AS kemudian mengebom Libya pada 15 April 1986. Konon salah satu korban dalam aksi balas dendam AS itu adalah puteri pemimpin Libya ketika itu, Muammar Khadafi.

AS juga memanfaatkan Crypto AG untuk menguping komunikasi para pemimpin Argentina demi membantu Inggris dalam Perang Falklands di 1982; menguping komunikasi Presiden Mesir, Anwar Sadat ketika ia menjadi mediator dalam pembicaraan damai Israel - Palestina di Camp David, AS pada 1978; dan mencuri informasi soal senjata nuklir India - Pakistan.

Menurut laporan kantor berita Associated Press, Selasa (11/2/2020), pemerintah Swiss telah mulai memeriksa Crypto setelah Washington Post melaporkan skandal ini.

Adapun Crypto AG sudah dilikuidasi pada 2018, tetapi sebagian besar asetnya dibeli oleh dua perusahaan swasta lain, CyOne Security dan Crypto International.

Baca Juga: Iran Eksekusi 17 Mata-mata Intelijen CIA

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI