Suara.com - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) optimistis industri telekomunikasi nasional pada 2020 berkembang lebih baik dibanding tahun sebelumnya, didukung oleh sejumlah kebijakan dan langkah pemerintah dalam memacu pertumbuhan ekonomi.
"Sekalipun industri telekomunikasi sempat terpukul pada 2017, tapi tahun-tahun berikutnya perusahaan terus menunjukkan kinerja positif setelah melakukan berbagai upaya antara lain dengan meningkatkan infrastruktur dan perbaikan layanan," kata Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini kepada saat menyampaikan prospek perusahaan tahun 2020 di Jakarta, Rabu (12/2/2020).
Dikatakan, pendapatan dan margin perusahaan pada 2020 akan terus bertumbuh ditopang oleh peningkatan efisiensi serta hati-hati dalam menyikapi perang harga.
Fokus strategi perusahaan dalam 2020, katanya, akan memperkuat dan memodernisasi jaringan fokus pada area prioritas. Selain itu juga menambah mitra digital yang dapat meningkatkan nilai tambah bagi pelanggan, melanjutkan program operational excellence, serta efisiensi kanal distribusi, dan trafik per menara.
Salah satu peluang yang sudah dan akan dilakukan perusahaan untuk memperluas jaringan, kata Dian, adalah adanya kebijakan pemerintah dalam mengembangkan lima Destinasi Wisata Super Prioritas di Indonesia, yaitu di Danau Toba, Borobudur, Mandalika (NTB), Labuan Bajo (NTT), seta Likupang (Sulut).
"Perusahaan dalam upaya ikut menyukseskan dan mendukung program pariwisata nasional, tentunya berupaya memberikan kemudahan bagi wisatawan untuk berkomunikasi. Untuk itu kita telah membangun menara dan BTS untuk memperkuat jaringan di lima destinasi wisata super itu," kata Dian.
Direktur Finance XL Axiata Mohamed Adlan bin Ahmad Tajudin mengatakan pada 2019 pihaknya meraih pendapatan terbesar sepanjang sejarah perusahaan yaitu Rp 25,15 triliun atau naik sembilan persen dibandingkan 2018, yang didorong peningkatan pendapatan layanan sebesar 15 persen secara tahunan (yoy).
Pertumbuhan pendapatan sebesar sembilan persen tersebut melampaui pendapatan rata-rata industri yang diperkirakan para analis hanya sebesar empat persen.
Peningkatan pendapatan layanan ini terutama ditopang oleh pendapatan dari layanan data yang meningkat sebesar 28 persen.
"Kami terus fokus dan konsisten dalam menerapkan strategi yang mengutamakan layanan data, yang kini berhasil dengan sangat baik sehingga mencetak pertumbuhan pendapatan di atas rata-rata industri," kata Tajudin.