Suara.com - Penelitian oleh perusahaan riset global asal Prancis, Ipsos menyebutkan bahwa GoPay mempunyai pengguna organik tertinggi dibanding tiga pesaing utamanya di Indonesia yakni Ovo, Dana, dan LinkAja.
"Responden GoPay sebanyak 54 persen menyatakan tetap akan memakai dompet digital itu meski tidak ada promo," kata Research Director Customer Experience Ipsos Indonesia, Olivia Samosir dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu (12/2/2020).
Penelitian berjudul “Evolusi Industri Dompet Digital: Strategi Menang Tanpa Bakar Uang” itu melibatkan 500 responden di lima kota besar di Indonesia, yakni Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Palembang dan Manado dengan metode wawancara tatap muka.
Responden yang didominasi kalangan dari segmen milenial dan Generasi Z dengan kelas ekonomi menengah ke bawah yang memiliki potensi terbesar sebagai pengguna dompet digital.
Baca Juga: Efektivitas Strategi Bakar Uang oleh Gopay untuk Menarik Minat Customer
"Penelitian ini dilakukan dari 20 Desember 2019 hingga 5 Januari 2020. 'Margin of error' dari penelitian ini adalah 2 persen," kata Olivia.
Hasilnya antara lain mayoritas atau sekitar 68 persen dari generasi muda Indonesia menggunakan dompet digital minimal satu hingga dua kali dalam seminggu dengan rata-rata nilai pengisian ulang (top up) sebesar Rp 140.663 per minggu.
Sebagian besar dari mereka menggunakan dompet digital pertama kali untuk pembayaran jasa transportasi daring sebesar 40 persen dan jasa pesan-antar makanan minuman 32 persen.
"Berdasarkan penelitian ini, terdapat ada empat pemain utama di industri dompet digital, yakni Go-Pay, Ovo, Dana dan LinkAja," katanya
Hasilnya juga menemukan bahwa Go-Pay merupakan dompet digital yang paling banyak dikenal oleh generasi milenial dan Z sebesar 58 persen, disusul dengan Ovo (29 persen), Dana (9 persen) dan LinkAja (4 persen).
Baca Juga: Hasilkan GoPay Lewat Sampah, Begini Komentar Warganet
Namun, kata Olivia, ada temuan terkait pengalaman generasi muda dalam mengadopsi dompet digital bahwa 71 persen dari generasi muda termotivasi untuk menggunakan dompet digital pertama kalinya karena adanya promo. Namun, seiring mereka terbiasa dengan kenyamanan yang ditawarkan dompet digital, loyalitas mereka tidak lagi ditentukan semata-mata oleh promo.