BMKG Duga Ada Sesar Aktif Baru Sepanjang 42 Km di Ambon

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 11 Februari 2020 | 18:15 WIB
BMKG Duga Ada Sesar Aktif Baru Sepanjang 42 Km di Ambon
BMKG menduga ada sesar aktif baru yang membentang sepanjang 42 km di sekitar perairan Ambon, Maluku. [Dok BMKG]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan ribuan gempa susulan usai Gempa Ambon pada 26 September 2019 lalu mengungkap indikasinya munculnya sesar aktif baru di sekitar area tersebut.

Pada 26 September 2019 lalu gempa berkekuatan magnitudo 6,5 mengguncang kawasan Ambon, Maluku dan sekitarnya. Sejak itu, BMKG mencatat ada sekitar 3.089 kali gempa susulan yang 337 kali di antaranya dirasakan oleh masyarakat.

Yang terbaru pada hari ini, Selasa (11/2/2020) masih terjadi gempa berkekuatan magnitudo 3,2 yang dirasakan dalam skala intensitas II MMI di Kecamatan Kairatu.

"Hasil pemetaan sebaran pusat gempa susulan oleh BMKG, selain dapat menjawab adanya fenomena banyaknya aktivitas gempa yang terpicu di luar bidang sesar utama, juga memberi petunjuk keberadaan sesar aktif baru," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta.

Baca Juga: Update Gempa Ambon: 39 Orang Tewas dan 1.578 Warga Luka-luka

Daryono mengatakan, fenomena yang terjadi di Ambon termasuk langka, karena gempa utama hanya berkekuatan 6,5 tetapi gempa susulan jumlahnya sangat banyak.

Ada beberapa sebab mengapa gempa susulan di Ambon sangat banyak. Pertama, adanya triggered off-fault seismicity, yaitu munculnya aktivitas gempa-gempa yang jumlahnya banyak karena terpicu di jalur sesar yang berada di luar bidang sesar gempa utama.

"Jika kita mencermati sebaran aktivitas Gempa Ambon tampak bahwa aktivitas gempanya tidak hanya terjadi di zona sesar utama saja, tetapi tersebar pada beberapa klaster dalam wilayah yang luas," kata Daryono.

Gempa pada 26 September 2019 ternyata sanggup memicu aktifnya beberapa percabangan sesar (fault splay) dan segmen sesar lain yang ada di sekitar sesar utama. Sehingga zona aktivitas gempa menjadi semakin meluas dan gempa terus terjadi di berbagai segmen aktif.

Kedua, kondisi batuan di zona gempa Ambon memiliki karakteristik rapuh (brittle) dan tidak elastis (ductile) sehingga mudah mengalami rekahan (rupture) yang menyebabkan terjadinya banyak aktivitas gempa susulan.

Baca Juga: LIPI: Gempa Ambon Juga Picu Likuefaksi

Ketiga, Gempa Ambon memiliki stress drop yang rendah. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, gempa dengan stress drop yang rendah maka cenderung akan memproduksi gempa susulan yang lebih banyak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI