Laboratorium Seukuran Kartu Kredit Bisa Diagnosis Virus Corona

Senin, 10 Februari 2020 | 13:30 WIB
Laboratorium Seukuran Kartu Kredit Bisa Diagnosis Virus Corona
Novel Coronavirus (nCoV) alias virus corona yang sedang mewabah di China. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para insinyur di Universitas Cincinnati, Ohio, merancang laboratorium portabel seukuran kartu kredit yang dapat melakukan diagnosa, perawatan, dan mencegah wabah penyakit menular, termasuk virus Corona.

Untuk penggunaan, perangkat ini dihubungkan ke smartphone melalui port-USB. Perangkat ini cukup sensitif untuk mendeteksi infeksi malaria dan dapat dengan mudah mengidentifikasi penyakit lain seperti HIV, penyakit Lyme, atau virus Corona. Bahkan, mengukur kadar hormon yang berkaitan dengan stres, kecemasan, dan depresi.

Pengguna hanya perlu meneteskan darah atau air liur pada chip laboratorium berbahan plastik sekali pakai yang dirancang khusus, kemudian geser ke dalam slot di perangkat.

Laboratorium seukuran kartu kredit. [Uc.edu]
Laboratorium seukuran kartu kredit. [Uc.edu]

"Semua orang di dunia pasti memiliki smartphone. Ini adalah alat diagnostik cepat yang dapat digunakan di rumah. Saat ini, dibutuhkan beberapa jam atau bahkan berhari-hari untuk melakukan diagnosis di laboratorium sungguhan," ucap Chong Ahn, salah satu penulis penelitian ini seperti dikutip dari IFL Science.

Baca Juga: Renovasi Sekolah, Papan Tulis Berumur 100 Tahun Ini Tak Sengaja Ditemukan

Penyakit ini bisa menyebar, dia menambahkan, tetapi alat ini memiliki performa sebanding dengan tes laboratorium.

"Biaya lebih murah dan ramah pengguna. Kami ingin membuatnya sederhana sehingga siapapun dapat menggunakannya tanpa pelatihan," katanya.

Laboratorium seukuran kartu kredit. [Uc.edu]
Laboratorium seukuran kartu kredit. [Uc.edu]

Smartphone berfungsi untuk memberi daya pada perangkat, menampilkan bacaan, dan menyimpan data. Informasi yang diperoleh melalui perangkat ini diproses menggunakan dua saluran.
Satu saluran mencampur sampel dengan antibodi freeze-dried disease untuk pendeteksian, dan lainnya menggunakan bahan freeze-dried luminescent untuk memungkinkan sensor perangkat membaca hasil.

Data yang dihasilkan kemudian ditafsirkan, menggunakan aplikasi smartphone yang telah dirancang dan dapat dikirim langsung ke penyedia layanan kesehatan untuk analisis lebih lanjut.

Sebagian besar kematian terkait dengan penyakit menular diakibatkan karena terbatasnya akses ke fasilitas kesehatan dan tenaga terlatih. Celah itu yang berusaha diisi oleh para insinyur dengan menciptakan perangkat. Solusi ini dianggap murah, akurat, dan mudah digunakan.

Baca Juga: Hanya Berbahasa Indonesia, Imbauan di Toilet Jepang Ini Jadi Sorotan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI