Suara.com - Solar Orbiter, sebuah teleskop antariksa buatan Amerika Serikat dan Eropa, akan memotret kutub Matahari serta mengirimkannya ke Bumi. Belum pernah sebelumnya manusia melihat kutub utara dan selatan induk tata surya itu.
Seperti diwartakan The Guardian, Solar Orbiter rencananya meluncur dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat pada Senin (10/2/2020). Ia dijadwalkan tiba di lokasi orbitnya, di atas lintasan orbit planet-planet lain di tata surya, pada akhir 2021.
Dari Bumi, Matahari terlihat bulan sempurna. Tetapi para ilmuwan curiga, kutub-kutub bintang itu terlihat lain: mungkin memiliki lubang gelap atau bahkan memiliki pola bersudut.
Potret pertama kutub utara Planet Yupiter beberapa waktu lalu sempat membuat astronom terkejut, karena di sana terekam adanya badai yang membentuk pola oktagonal. Sementara di kutub utara Saturnus ditemukan struktur awan yang membentuk pola heksagon.
Baca Juga: Keren! Astronom Bagikan Penampakan Matahari Paling Detail
"Tak ada alasan rasional untuk mengatakan bahwa kutub Matahari tidak memiliki bentuk aneh. Siap-siap saja untuk terkejut," Mark McCaughrean, ilmuwan dari Badan Antariksa Eropa (ESA) yang terlibat dalam pembuatan teleskop itu.
Solar Orbiter akan menjalankan misi secara paralel dengan Parker Solar Probe buatan badan antariksa AS (NASA) yang meluncur 18 bulan lalu. Teleskop antariksa itu kini menjadi objek buatan manusia pertama yang terbang paling dekat dengan Matahari.
Parker Solar Probe kini berada pada jarak 3,83 juta mil dari permukaan Matahari - secara teknis ia sudah berada di dalam atmosfer Matahari. Tetapi ia tak bisa memotret langsung bintang itu, karena perangkat kameranya akan terbakar jika meneropong langsung ke bola api raksasa tersebut.
Di sinilah Solar Orbiter berperan. Ia akan mengambil gambar Matahari dari titik yang lebih jauh, untuk meneliti bintik-bintik Matahari dan menganalisis badai Matahari.
Solar Orbiter akan mulai melakukan penelitian pada Mei 2020 dan semua perangkatnya, termasuk teleskop, beroperasi penuh mulai November 2021.
Baca Juga: Perdana, Parker Solar Probe Mendengar Bisikan Angin Matahari