28 Penyu Mati dalam Tiga Bulan di Perairan Bengkulu, Ada Apakah?

Dythia Novianty Suara.Com
Rabu, 05 Februari 2020 | 05:29 WIB
28 Penyu Mati dalam Tiga Bulan di Perairan Bengkulu, Ada Apakah?
Ilustrasi seekor penyu ditemukan mati terdampar. [Suara.com/Julianto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Koordinator Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER) Pius Ginting menyatakan, kematian 28 penyu dalam kurung waktu tiga bulan di Bengkulu perlu diselidiki tim investigasi, mengingat penyu termasuk hewan terancam punah di Indonesia.

"Kematian penyu perlu ada penelitian dan penyelidikan secara utuh dengan melibatkan pihak-pihak independen, karena perairan Bengkulu masuk area signifikan ekologi dan biologi (EBSA) yang kaya keanekaragaman hayati," kata Pius Ginting di Jakarta, dilansir dari laman Antara, Selasa (4/2/2020).

Tim investigasi itu diharapkan bukan hanya berasal dari kalangan pemerintah seperti Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), tetapi juga dari Universitas Bengkulu, dan pemerhati lingkungan hidup agar penyelidikan yang dilakukan terbebas dari kepentingan.

Kasus kematian puluhan penyu dalam waktu singkat itu terjadi tak jauh dari PLTU batubara di Teluk Sepang, Bengkulu. Sejumlah kalangan menduga ada kaitannya dengan ujicoba operasi pembangkit listrik energi fosil tersebut.

Baca Juga: Warnanya Mirip Beras Merah, Warganet Tidak Sengaja Malah Masak Ini

Hal ini lantas menjadi pertanyaan mendasar mengingat Perairan Bengkulu masuk ke dalam kawasan EBSA yang memiliki signifikansi lebih tinggi terhadap satu atau lebih spesies dari ekosistem dibanding daerah lainnya.

"Ketika perairan yang kaya keanekaragaman hayati terganggu, maka berpotensi merusak spesies lain. Kami menduga kematian penyu-penyu tidak terlepas dari keberadaan PLTU yang berkontribusi menyebabkan gangguan terhadap kawasan itu," jelasnya.

Sebelumnya, pihak BKSDA Bengkulu-Lampung telah mengumumkan penyebab kematian 28 penyu akibat infeksi bakteri salmonella dan clostridium. Hal ini berdasarkan hasil uji laboratorium Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor.

Provinsi Bengkulu ditandai pin di peta. [shutterstock]
Provinsi Bengkulu ditandai pin di peta. [shutterstock]

"Hasil diskusi dengan lembaga konservasi penyu internasional bahwa kedua spesies bakteri itu terdapat hampir di semua penyu, jadi tidak bisa kemudian dijadikan alasan kedua bakteri menjadi penyebab utama kematian," tambah Pius Ginting.

Merujuk regulasi perlindungan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomer 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, semua jenis penyu laut di Indonesia dilindungi peraturan tersebut.

Baca Juga: Video Pamer Pesona Siswi Cantik di Sekolah Ini Bikin Warganet Deg-degan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI