Deforestasi Picu Perpindahan Virus dari Hewan ke Manusia seperti di Wuhan

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 04 Februari 2020 | 14:37 WIB
Deforestasi Picu Perpindahan Virus dari Hewan ke Manusia seperti di Wuhan
Kerusakan hutan hujan di kawasan negara tropis biasanya untuk kepentingan kebun sawit. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Potensi zoonosis atau penularan virus atau bakteri dari hewan ke manusia - seperti yang diduga terjadi di Wuhan, China dalam kasus wabah virus Corona - dapat meningkat akibat deforestasi, demikian kata peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Taufiq P. Nugraha.

"Salah satu faktor yang bisa menyebabkan penyakit itu adalah deforestasi. Logikanya dengan hutan terbuka, satwa liar yang tadinya di dalam, tiba-tiba aksesnya ke manusia semakin dekat," kata peneliti satwa liar pada Pusat Penelitian Biologi LIPI itu ketika dihubungi dari Jakarta, Senin (4/2/2020).

Terbukanya hutan, katanya, membuat kawasan permukiman warga semakin dekat dan membuat tingkat kemungkinan kontak dengan hewan liar yang memiliki virus dengan manusia dan hewan peternakan atau peliharaan makin tinggi.

Hal itu, menurut Taufiq, perlu menjadi perhatian karena hewan, seperti kelelawar, terbukti memiliki virus-virus yang berpotensi menginfeksi manusia.

Baca Juga: Kelelawar Buah di Manado dan Bogor Jadi Inang Coronavirus

Sebelumnya para peneliti dari Institut Pertanian Bogor mengatakan berdasarkan studi mereka selama periode 2010 - 2015, ditemukan setidaknya enam jenis virus yang berpotensi zoonosis pada kelelawar buah Indonesia.

Keenam virus itu adalah coronavirus, bufavirus, polyomavirus, alphaherpesvirus, paramyxovirus, dan gammaherpesvirus.

"Jadi mekanisme kejadian penyakitnya atau penularannya itu dimungkinkan dari hewan bisa ke hewan. Ada dari hewan ke manusia," kata ahli patologi dari Fakultas Kedokteran Hewan IPB Prof Drh Agus Setiyono, yang terlibat dalam penelitian itu, Senin (3/2/2020).

Untuk menghindari penyebaran virus itu, dia menyarankan agar menghindari kontak langsung dan tidak langsung dengan kelelawar karena berpotensi menstransmisi agen penyebab penyakit.

Selain itu, manusia diharapkan tidak mengonsumsi buah yang sudah digigit oleh kelelawar buah, karena meski sudah terbukti matang di pohon, tapi ada risiko virus dari kelelawar.

Baca Juga: Peneliti IPB: Coronavirus Ada Pada Kelelawar Buah Indonesia

Dia juga menyarankan bagi yang menikmati masakan dengan bahan kelelawar buah untuk mempertimbangkan kembali kebiasaan tersebut mengingat risiko yang ada. Meski sebagian besar virus akan mati dalam suhu yang tinggi, tapi untuk bahan mentah masih memiliki potensi virus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI