Suara.com - Sebagian besar permukaan Bumi, lebih tepatnya 60 persen, diisi oleh air. Lantas, bagaimana jadinya jika semua air yang ada di Bumi habis?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, seorang ilmuwan bernama James O'Donoghue membuat sebuah animasi time-lapse yang proses mengeringnya Bumi tanpa air, baik itu air yang berasal dari lautan, sungai, dan danau.
Sedikit informasi, O'Donoghue merupakan ilmuwan yang saat ini bekerja di badan antariksa Jepang (JAXA) dan mantan pegawai NASA. Untuk membuat video ini, ia berpijak pada video yang sempat dibuat oleh fisikawan dan animator NASA, Horace Mitchell, pada 2008 silam.
Hanya saja, O'Donoghue membumbui video itu dengan beberapa tambahan, seperti timing yang diedit dan penambahan tracker untuk melihat debit air yang sudah dikuras dalam video tersebut.
Baca Juga: The Simpsons Sudah Prediksi Wabah Virus Corona ?
Dalam animasi tersebut, begitu air di lautan mulai menghilang, bagian yang pertama kali terlihat adalah landas benua, atau ujung dari benua yang tersembunyi di bawah air.
Landas benua ini mencakup bagian daratan yang digunakan nenek moyang manusia sebagai jembatan untuk melintasi satu benua ke benua lainnya pada Zaman Es.
"Ketika Zaman Es terjadi, sebagian besar air laut terperangkap sebagai es di kutub planet. Karena itu, jembatan daratan ini ada. Setiap penghubung ini memungkinkan manusia untuk bermigrasi dan ketika zaman es berakhir, daratan ini disembunyikan oleh air," terang O'Donoghue seperti dikutip dari Business Insider, Selasa (4/2/2020).
Bagian menarik lainnya, animasi ini juga memperlihatkan gugusan pegunungan terpanjang di Bumi, yang menyembul begitu permukaan air menyusut hingga kedalaman 2.000 hingga 3.000 meter.
Gugusan pegunungan inilah yang saat ini dikenal dengan nama mid-ocean ridge, yang panjangnya ditaksir lebih dari 59 ribu km dan 90 persennya tersembunyi di bawah air.
Baca Juga: Bocor! Spesifikasi Samsung Galaxy A41
Saat animasi tersebut sudah mencapai titik 6.000 meter, sebagian besar air di Bumi sudah menghilang. Namun, masih diperlukan 5.000 meter lagi untuk menguras air yang mengisi tempat terdalam di Bumi, Palung Mariana.
"Saya suka dengan animasi ini karena mengungkap bahwa dasar laut sama beragam dan menariknya secara geologi jika dibandingkan dengan benua," tutup O'Donoghue.