Suara.com - Sebanyak 79 atlet siap bertarung memperebutkan Piala Presiden Esports 2020 pada babak grand final yang akan diselenggarakan 1-2 Februari di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang.
Ketua panitia penyelenggara Piala Presiden Esports 2020 Giring Ganesha mengatakan, para atlet dan tim esports yang berhasil melaju ke grand final adalah mereka yang telah melewati proses panjang, mulai dari tahapan kualifikasi online hingga regional.
Jumlah pendaftar pada turnamen musim ini juga, menurutnya melonjak drastis dari gelaran tahun lalu yang hanya tercatat di angka 15.000 pemain.
"Untuk 2020 dengan bangga kita bisa bilang pendaftarannya 177.000 orang. Mungkin karena ada sebuah urgensi untuk membawa nama bangsa dan membawa Piala Esports 2020," ujar Giring dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Baca Juga: Ultra Space Battle Brawl, Game Lokal di Piala Presiden Esports 2020
Total 79 atlet yang berhak melaju ke babak grand final itu terdiri dari 21 atlet esports Indonesia yang juara di kualifikasi regional Indonesia Timur dan Barat, serta 58 atlet juara kualifikasi dari negara-negara regional Asia Tenggara yaitu Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Vietnam.
Terdapat dua game yang akan dipertandingkan pada Piala Presiden Esports 2020 yaitu Free Fire dan Pro Evolution Soccer (PES).
Pada game Free Fire, terdapat 12 tim yang akan adu strategi melumpuhkan lawannya. Indonesia akan diwakili oleh empat tim terdiri dari Louvre, Dranix, Elvo G.I, Big Akar. Sementara perwakilan Thailand ada Illuminate dan Evos-MG1. Lalu, Cloud dan Flash dari Vietnam.
Tim Malaysia diwakili oleh Argon MY dan High Quality Squad, serta Pak Royal Army dari Filipina, dan KKR sebagai perwakilan Kamboja.
Pada game eFootball Pro Evolution Soccer (PES), ada 10 atlet esports yang akan beradu formasi serta ketangkasannya.
Baca Juga: Ini Alasan Piala Presiden Esports 2020 Pertandingkan Game Lokal
Mereka adalah Monton Laoprom (Thailand), Waratkul Chunsa (Thailand), Do Trung Thanh (Vietnam), Nguyen Tuan Anh (Vietnam), Muhammad Syah Bin Ali (Malaysia), Mohamad Norhaikal Bin Mohamad Noh (Malaysia), Yang Naing (Myanmar), Rizky Faidan (Indonesia), Doni Pratama Sakti (Indonesia), dan I Made Aris Sandra (Indonesia).