Suara.com - Para ilmuwan di Australia berhasil menciptakan ulang virus Corona atau Coronavirus seperti yang kini merebak dari Wuhan, Provinsi Hubei, China. Mereka mengklaim sebagai orang-orang pertama yang berhasil menciptakan virus tersebut di luar China.
Sebelumnya para ilmuwan di China juga telah berhasil menciptakan ulang virus yang kini sudah menewaskan 132 orang tersebut, demikian dilaporkan BBC.
Capaian itu sendiri disebut sebagai sebuah terobosan karena bisa membantu mempercepat diagnosis dan menemukan obat untuk virus tersebut. Hasil temuan itu sendiri akan diserahkan ke organisasi kesehatan dunia WHO dalam waktu dekat.
Para ilmuwan dari sebuah laboratorium spesialis di Melbourne, Australia, mengatakan virus Corona ciptaan mereka itu dikreasi ulang dari virus yang diambil dari seorang pasien. Sampel virus itu mereka peroleh pada Jumat (24/1/2020) pekan lalu.
Baca Juga: Kemenkes Pastikan Indonesia Masih Zero Positif Virus Corona
"Kami sudah bersiap untuk menghadapi kejadian seperti ini sejak bertahun-tahun lalu dan itulah sebabnya kami bisa memberikan jawaban dengan sangat cepat," kata Mike Catton dari Peter Doherty Institute for Infection and Immunity.
Para pakar kesehatan mengatakan bahwa salinan virus Corona dari Wuhan bisa membantu para dokter lebih cepat mendeteksi virus pada orang-orang yang belum menunjukkan gejala-gejala terinfeksi dan menciptakan vaksin penangkal.
Pemerintah China sebelumnya mengatakan bahwa virus Corona dari Wuhan itu mirip dengan flu biasa, karena bisa menular ketika masih dalam fase inkubasi.
Tetapi menurut WHO, saat ini belum bisa dipastikan apakah virus Corona Wuhan bisa menyebar saat penderita belum menunjukkan gejala-gejala seperti demam atau batuk.
WHO juga mengatakan virus Corona dari Wuhan itu memiliki masa inkubasi selama dua sampai 10 hari, sebelum pasien menunjukkan gejala terinfeksi.
Baca Juga: 18 Hari Perawatan Intensif, Satu Pasien Virus Corona di China Mulai Membaik
"Kami akan bisa mengumpulkan banyak informasi yang lebih akurat tentang bagaimana virus ini menyebar dan semematikan apa ia sebenarnya," jelas Catton, sembari menambahkan bahwa Coronavirus buatan itu akan dimanfaatkan dalam pengujian vaksin.