Duh! AS Bakal Terima 60 Kontainer Sampah dari Malaysia

Rabu, 29 Januari 2020 | 10:42 WIB
Duh! AS Bakal Terima 60 Kontainer Sampah dari Malaysia
Ilustrasi petugas menunjukkan kontainer berisi sampah plastik. [Suara.com/Arya Manggala]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak negara di Eropa dan Amerika Utara memiliki kebiasaan mengirim sampah daur ulang ke negara-negara berkembang di Asia Timur. Selain murah, pengiriman sampah itu akan memberikan ruang lebih di TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

Tetapi dalam upaya untuk melawan kebiasaan ini, Malaysia mengirim kembali 150 kontainer berisi sampah daur ulang ilegal yang dikirim ke sejumlah negara maju.

Tercatat sejak Oktober 2019, kementerian lingkungan hidup Malaysia telah "memulangkan" 150 kontainer dengan sekitar 3.737 metrik ton limbah plastik, yang secara ilegal dibawa oleh negara-negara maju ke Malaysia.

"Kami tidak ingin menjadi tempat sampah dunia. Latihan repatriasi tidak memiliki implikasi biaya apapun kepada pemerintah. Biaya dapat ditanggung oleh eksportir atau oleh perusahaan pelayaran. Ini adalah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Malaysia," ucap Yeo Bee Yin, Menteri Lingkungan dan Sains Malaysia, seperti dikutip dari IFL Science.

Baca Juga: Ilmuwan Australia Ciptakan Virus Corona, Wabah Coronavirus Bisa Dihentikan?

Sebanyak 43 kontainer dikirim kembali ke Perancis, 42 ke Inggris, 17 ke Amerika Serikat, 11 ke Kanada, dan sejumlah lainnya dikirim ke Spanyol, Hong Kong, Singapura, dan Jepang.

Selanjutnya, sebanyak 110 kontainer dijadwalkan akan dikirim kembali pada pertengahan 2020, di mana 60 kontainer di antaranya akan dikirim ke Amerika Serikat.

Malaysia bukan satu-satunya yang mengambil tindakan. Indonesia, Filipina, dan sejumlah negara Asia Timur lainnya telah mengembalikan limbah yang tidak diinginkan selama setahun terakhir.

Petugas menunjukkan kontainer berisi sampah plastik yang mengandung limbah beracun B3 di Terminal Peti Kemas Koja, Jakarta Utara, Rabu (18/9). [Suara.com/Arya Manggala]
Ilustrasi sampah plastik. [Suara.com/Arya Manggala]

Dalam salah satu langkah terbesar, China memperkenalkan kebijakan pada awal tahun 2018 yang secara permanen melarang impor sebagian besar sampah plastik. Pada saat itu, China adalah importir terbesar limbah plastik.

Tindakan keras China terhadap impor limbah plastik berpotensi mengakibatkan jutaan ton sampah plastik terlantar, menurut sebuah studi dalam jurnal Science Advances.

Baca Juga: Larang Penjualan Rokok, Warung Ini Pasang Spanduk Anti Mainstream

Sebagian akibat dari larangan itu, kota-kota di seluruh Amerika Serikat dan di tempat lain kewalahan dengan sampah plastik mereka sendiri, yang akhirnya menumpuk tinggi di TPA.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI