Modifikasi Cuaca Diklaim Kurangi Hujan di Jabodetabek hingga 44 Persen

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 21 Januari 2020 | 21:35 WIB
Modifikasi Cuaca Diklaim Kurangi Hujan di Jabodetabek hingga 44 Persen
Sejumlah personel TNI AU memasang penampung garam atau consul pada Pesawat CN 295 dalam Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (3/1/2020). [Antara/Aprillio Akbar]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPTT) mengklaim operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilaksanakan selama 3 - 20 Januari 2020 telah mengurangi curah hujan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) hingga sekitar 44 persen dari prakiraan.

"Hasil operasi ini menunjukkan bahwa curah hujan di wilayah Jabodetabek mampu ditekan lebih kecil daripada rata-rata curah hujan di sekitarnya," kata Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tri Handoko Seto di Jakarta, Senin (20/1/2020).

Pada Senin operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) telah melakukan penyemaian 3.200 kilogram NaCl dengan tiga sortie penerbangan, yang menggunakan dua jenis pesawat yang dipinjamkan TNI AU yakni Cassa-212 A-2105 dan CN-295 A-2901.

Dua jenis pesawat tersebut menuju ke arah Barat Laut-Timur Laut dan Barat Daya-Barat Laut Jabodetabek untuk melakukan penyemaian garam yang akan mematik turunnya hujan di perairan alih-alih di daratan Jabodetabek.

Baca Juga: Modifikasi Cuaca: Butuh Sampai 2 Jam Agar Garam Mengubah Awan Jadi Hujan

Cassa-212 A-2105 melakukan dua sortie penerbangan ke area Barat Laut-Timur Laut. Kemudian, CN-295 A-2901 melakukan sortie penerbangan menuju area Barat Daya-Barat Laut.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan hujan lebat masih berpotensi terjadi di wilayah Jabodetabek pada 17-23 Januari 2020.

Selama 3 - 18 Januari 2020 telah dilakukan 44 sortie penerbangan, dengan total lebih dari 95 jam terbang dan menghabiskan lebih dari 73 ton total bahan semai. Penerbangan mencapai ketinggian sekitar 9.000- 12.000 kaki.

Operasi TMC tersebut didukung dua unit pesawat TNI-AU, yaitu pesawat CN 295 registrasi A-2901 Skadron 2 dan pesawat Casa 212 registrasi A-2105 Skadron 4 Malang.

Operasi TMC tidak menghilangkan hujan tapi meredistribusi dan mengurangi potensi curah hujan di wilayah Jabodetabek. Penerbangan penyemaian dilakukan pada awan-awan potensial hujan di wilayah Kepulauan Seribu, sepanjang Selat Sunda, Ujung Kulon dan sekitarnya. [Antara]

Baca Juga: Cegah Hujan Ekstrem, Operasi Modifikasi Cuaca Digencarkan di 11-12 Januari

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI