Misteri Virus Kucing Mematikan, Panleukopenia

Dythia Novianty Suara.Com
Selasa, 21 Januari 2020 | 13:40 WIB
Misteri Virus Kucing Mematikan, Panleukopenia
Alat tes Feline Panleukopenia Virus (FPV). [Instagram/@leonvets]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Virus kucing sangat beragam dan ada salah satu yang hingga kini masih menjadi momok menakutkan dan misteri, Panleukopenia. Hingga saat ini, para ahli pun belum berhasil menemukan obat penyembuh dari virus mematikan ini.

"Akhir-akhir ini lagi banyak virus Panleukopenia. Virus ini tingkat penularannya sangat tinggi, sekitar 90 persen ke atas dan tingkat mematokannya pun sangat tinggi," ujar Pemilik sekaligus Dokter Hewan Praktisi di Leo n Vets Clinic, Angelina Maharani Rahardjo kepada Suara.com, belum lama ini.

Virus Panleukopenia, dia menambahkan, merupakan virus yang menyerang saluran pencernaan kucing.
Gejala dari virus ini pun cukup unik.

"Ada yang muntah-muntah sampai diare berdarah. Kadang ada salah satunya atau tidak ada dua-duanya," jelasnya.

Baca Juga: 2 Tim e-Sports Indonesia Maju Grand Final Asia Pacific Predator League 2020

Dokter Anggie menuturkan, keunikan virus Panleukopenia adalah terkadang meski tidak ada gejala-gejala tersebut, tiba-tiba kucing yang terjangkit virus tersebut bisa mati.

Tingginya tingkat mematikan dari virus Panleukopenia akan menjadi ancaman bagi kucing yang belum divaksin sama sekali, baru vaksin sekali atau tidak valid. Tapi bukan berarti kucing yang sudah divaksin dua kali atau valid itu aman dari virus tersebut.

"Biasanya yang dua kali vaksin pun masih bisa kena. Cuma biasanya, memang gejalanya tidak separah kucing yang vaksinnya tidak valid atau tidak vaksin sama sekali," ujar Dokter Anggie.

Dikarenakan hingga kini virus Panleukopenia belum ada obatnya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk antisipasinya.

Pertama, vaksinasi diperhatikan jangan sampai terlambat.

Baca Juga: Usai Jalani Misi 16 Tahun, NASA Akan Pensiunkan Teleskop Ini

"Vaksinasi kucing itu validnya hanya sampai satu tahun. Setelah itu, tingkat proteksinya turun," kata Dokter Anggie.

Kedua, memberi pakan kucing bergizi dan berkualitas karena itu sangat meningkatka daya tahan tubuh.

Ketiga adalah kebersihan. Higienis kaya sanitasi di rumah terutama dengan jumlah kucing yang banyak, harap diperhatikan.

"Virus ini terkadang tidak perlu kontak, seperti stray cat ngga vaksin atau dia makan di rumah kita. Kan udara itu terbawa ke dalam rumah dari situ aja bisa. Walaupun berbeda ruangan, udara dari luar ke dalam itu tidak bisa dihindari. Jadi memang proteksi satu-satunya itu vaksinasi," tegas Dokter Anggie.

Namun, buat kucing yang sudah terkena virus Panleukopenia atau baru ada gejala-gejala, tambahnya, seperti kurang nafsu makan sebaiknya segera bawa ke dokter terdekat untuk diberikan penanganan agar tidak dehidrasi.

"Karena biasanya gejalanya diare yang bisa memperparah kondisinya, selain virusnya itu sendiri," ungkap Dokter Anggie.

Pada dasarnya, buat kucing yang terjangkit virus Panleukopenia, dia memaparkan bahwa semua tergantung daya tahan tubuh.

"Semua obat yang dikasih Vet (dokter hewan) itu biasanya untuk memperingan gejala yang keluar. Jika kucing muntah maka dikasih anti muntah, untuk obat lambungnya supaya dia makan enakan, untuk diare dikasih obat anti diare biasanya. Tapi, kalau dari darahnya ada bakteri, bisa kita beri anti bakteri juga, membantu agar daya tahan tubuhnya ini benar-benar melawan si virusnya," beber perempuan berhijab satu ini.

Sementara itu, untuk proses masuknya virus Panleukopenia sendiri itu tidak bisa diprediksi secara langsung karena ada tahapan-tahapannya.

Salah satu kucing yang sempat terjangkit virus Panleukopenia. [Suara.com/Dythia Novianty]
Salah satu kucing yang sempat terjangkit virus Panleukopenia. [Leo n Vets Clinic]

"Ada yang kita sebut masa inkubasi virus, jadi dari virus masuk samlai menimbulkan gejala itu butuh waktu. Jadi tidak selalu masuk, langsung gejala keluar. Jadi itu bisa satu sampai dua minggu. Kalau gejala keluar, ditilik balik aja ke belakang seminggu dua minggu kemarin habis mandi, apakah di luar kucing ada yang sakit. Itu bisa jadi awareness kita untuk menjaga kucing-kucing di dalam," jelas Dokter Anggie.

Sedangkan, dia menambahkan, untuk pemeriksaannya sendiri bisa dilihat dari gejala yang terlihat, dari keterangan pemilik, dan pemeriksaan dokter hewan.

"Kita lakukan pemeriksaan darah dulu hematologi rutin. Apabila di situ terlihat ada indikasi virus dan ada gejalanya, maka biasanya akan kami minta klien Test pack atau test kit terhadap feline panleukopenia virus. Ada tesnya sendiri khusus virus Panleukopenia dan dari situ bisa kelihatan," tukasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI