Waduh, Ilmuwan Sebut Hutan Hujan Amazon Bisa Berubah Menjadi Sabana

Minggu, 19 Januari 2020 | 07:59 WIB
Waduh, Ilmuwan Sebut Hutan Hujan Amazon Bisa Berubah Menjadi Sabana
Penggundulan hutan hujan Amazon. [AFP/Nelson Almeida]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ilmuwan ahli hutan hujan Thomas Lovejoy dan Carlos Nobre memperingatkan bahwa penggundulan hutan hujan Amazon telah membawa hutan terbesar di dunia itu diambang kepunahan yang akan mengubahnya menjadi sabana.

Jika hal itu terjadi, maka pohon-pohon tropis dan fauna akan menghilang, melepaskan hingga 140 miliar ton karbon yang tersimpan ke atmosfer dan menyebabkan kenaikan dratis suhu Bumi.

Kekhawatiran mengenai titik kritis ini muncul selama musim panas 2019 ketika kebakaran melanda Amazon, Brasil. Para peneliti mencatat lebih dari 195 ribu kebakaran telah terjadi di Brasil pada 2019.

Meski begitu, secara umum membakar hutan bukan lagi hal yang baru di hutan Amazon, mengingat manusia membuka lahan untuk pertanian dan pertambangan. Kebakaran hutan di Brasil pada 2017 terjadi sebanyak lebih dari 200 ribu, dan lebih dari 182 ribu kebakaran terjadi pada 2016, serta 212 ribu kebakaran terjadi pada 2015.

Baca Juga: Suaranya Semangat Banget, Video Polisi Belajar Iqra Ini Jadi Sorotan

Namun, kebarakan hutan Amazon 2019 telah menarik perhatian dunia karena angin membawa asap sejauh 2 ribu mil ke Sao Paulo.

"Angin yang merajalela membangunkan penduduk Brasil dan dunia dihadapkan pada kenyataan pahit bahwa hutan Amazon secara perlahan berada di ambang kehancuran. Hilangnya hutan akan menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati, karbon, dan pada gilirannya, kesejahteraan manusia," ucap Lovejoy, seperti dilansir dari IFL Science.

Sejauh ini, manusia telah menebangi pohon-pohon dari 17 persen lembah Amazon. World Wildlife Fun (WWF) bahkan memperkirakan bahwa persentase dapat naik menjadi 27 persen pada 2030.

Perubahan iklim yang semakin memanas juga berperan pada titik kritis ini karena perubahan iklim menyebabkan curah hujan menurun dan suhu meningkat sehingga semakin mengeringkan daratan. Hal itu menjadi bagian dari alasan kebakaran hutan Amazon.

Kelembaban Amazon biasanya dapat memadamkan api sebelum menjadi terlalu besar, tetapi ketika musim kemarau semakin panas dan lebih lama, itu menciptakan vegetasi yang lebih mudah terbakar.

Baca Juga: Misteri Paus Sperma Kerdil Ditemukan Mati di Laut Pandeglang

Kebakaran hutan hujan Amazon. [Shutterstock]
Kebakaran hutan hujan Amazon. [Shutterstock]

Menurut Lovejoy dan Nobre, satu-satunya cara yang masuk akal menyelamatkan hutan hujan Amazon adalah dengan meluncurkan proyek reboisasi skala besar, terutama di Amazon selatan dan timur karena wilayah-wilayah tersebut paling rentan menjadi gurun.

Proyek semacam itu bisa dimulai dengan menanamkan pohon di peternakan sapi yang telah ditinggalkan dan lahan pertanian, yang merupakan 23 persen dari hutan hujan yang ditebangi. Para ilmuwan juga menyarankan menghilangkan produksi sapi, kedelai, dan tebu di negara-negara Amazon.

Industri tersebut dapat diganti dengan perikanan, pemanenan fungisida dan obat-obatan yang tumbuh di hutan hujan, dan memanfaatkan tenaga air dari sungai Amazon.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI