Suara.com - Dikenal sebagai pusat tata surya, Matahari dianggap sebagian orang sebagai material paling tua di alam semesta tetapi anggapan itu dipatahkan dengan penemuan sebuah material purba di Australia.
Pada 50 tahun lalu, sebuah meteor jatuh ke Bumi dan mendarat di Australia. Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa pada meteor itu terdapat debu bintang atau stardust yang berusia sekitar 5 sampai 7 miliar tahun silam.
Sebagai gambaran, Matahari berumur sekitar 4,6 miliar tahun sehingga debu bintang itu sudah eksis jauh sebelum Matahari dan Tata Surya terbentuk.
Debu bintang di meteor yang diberi nama Murchison itu disebut sebagai butiran pra Matahari karena sudah ada sebelum induk Tata Surya kita terbentuk.
Baca Juga: Pernah Kirim Bola Api ke Jepang, Asteroid Ini Ancaman Besar bagi Bumi
Para peneliti menduga bahwa debu-debu bintang yang menempel di meteor tersebut tercipta saat bintang-bintang terbentuk di alam semesta. Seiring waktu debu-debu itu menempel di meteor atau asteroid yang berkeliaran di antariksa.
Namun penemuan debu bintang di dalam meteor yang jatuh ke Bumi sangat jarang, karena hanya 5 persennya saja yang mengandung material tersebut. Studi terbaru terkait Murchison ini sendiri sudah dipublikasikan di jurnal National Academy of Sciences pekan ini.
"Ini merupakan salah satu studi paling menarik yang pernah saya kerjakan," terang Philip Heck, ilmuwan dari University of Chicago yang terlibat dalam penelitian tersebut.
"Itu merupakan material solid tertua yang pernah ditemukan dan memberitahu kita tentang bagaimana bintang terbentuk di galaksi kita. Itu adalah sampel solid dari bintang," imbuhnya.
Dari Murchison, ilmuwan menemukan sebagian debu bintang yang usianya berumur 4,6 sampai 4,9 miliar tahun. Sementara sebagian lainnya lebih tua dari 5,5 miliar tahun. Jadi, studi tersebut menyimpulkan bahwa 7 miliar tahun silam, bintang-bintang mulai banyak terbentuk.
Baca Juga: Awas, Yupiter Tembak Bumi dengan Asteroid dan Komet
"Sangat menarik mengamati sejarah galaksi kira. Debu bintang adalah material tertua yang pernah menyambangi Bumi dan darinya, kita bisa belajar soal bintang, asal karbon di tubuh kita dan dari mana oksigen. Dengan debu bintang, kita bisa melacak material sebelum adanya Matahari," tandasnya.