Menristek Tinjau Perkembangan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca

Minggu, 12 Januari 2020 | 23:03 WIB
Menristek Tinjau Perkembangan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca
Menristek meninjau posko operasi TMC di Skadron Udara 2, Lanud Halim Perdanakusuma. (Suara.comTivan Rahmat)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menristek Tinjau Perkembangan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca

Menteri Riset dan Teknologi, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang P.S Brodjonegoro melakukan kunjungan ke posko Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) bersama Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza dan Panglima Komando Operasi TNI AU I (Pangkoopsau I) M. Khairil Lubis.

Kunjungan tersebut dalam rangka meninjau progress operasi Teknologi Modifikasi Cuaca guna meredistribusi dan mengurangi potensi curah hujan di wilayah Jabodetabek.

Menteri Bambang menyatakan, operasi Teknologi Modifikasi Cuaca yang dilakukan oleh BPPT bersama TNI Angkatan Udara, telah menurunkan 30 hingga 50 persen intensitas hujan di Jabodetabek. Modifikasi cuaca dilakukan dengan menaburkan garam pada awan hujan di area yang berpotensi membawa awan hujan tersebut memasuki wilayah Jabodetabek.

Baca Juga: Menristek Sebut Masalah Kebencanaan Jadi Fokus Riset di Indonesia Saat Ini

Menristek meninjau posko operasi TMC di Skadron Udara 2, Lanud Halim Perdanakusuma. (Suara.comTivan Rahmat)
Menristek meninjau posko operasi TMC di Skadron Udara 2, Lanud Halim Perdanakusuma. (Suara.comTivan Rahmat)

"Berdasarkan statistik, kita mampu mengurangi antara 30 sampai 50 persen dari hujan yang seharusnya jatuh di sini (Jabodetabek)," ujarnya usai meninjau posko operasi TMC di Skadron Udara 2, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Sabtu (11/1/2020).

Menteri Bambang menegaskan teknologi mitigasi bencana menjadi prioritas pengembangan riset di Indonesia saat ini. Hal ini dilakukan karena Indonesia rawan terjadi berbagai bencana seperti banjir, gempa bumi, tsunami, longsor, kebakaran, dan lainnya.

Oleh karena itu, program 'multi hazards warning system' perlu dilakukan terus menerus, karena bencana di Indonesia tidak hanya berupa banjir saja, tapi seperti Tsunami, tanah longsor (land slide), gempa, kebakaran hutan.

Lebih lanjut Menteri Bambang menginginkan kerjasama dan program implementasi program TMC ini dapat digunakan tidak saja untuk dimusim hujan, untuk memindahkan tempat turunnya hujan, tapi juga dapat di manfaatkan untuk mengatasi karhutla (kebakaran hutan dan lahan).

Sementara itu, Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan akan mengoptimalkan upaya penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), mengingat saat ini memasuki puncak musim hujan. Beliau menjelaskan saat ini pelaksanaan operasi TMC untuk penanggulangan banjir Jabodetabek 2020 sudah memasuki hari ke sembilan.

Baca Juga: Menristek Masih Fokus Sepeda Motor untuk Kendaraan Listrik

Bersinergi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan TNI Angkatan Udara, Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan khusus tanggal 10-13 Januari 2020 operasi modifikasi cuaca akan berjalan lebih intensif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI