Suara.com - Boeing pekan ini merilis dokumen berisi email dan pesan-pesan internal perusahaan yang isinya memantik kekecewaan dan kemarahan, karena menunjukkan bahwa para pegawai produsen pesawat Amerika Serikat itu sudah mengetahui cacat pada Boeing 737 Max.
Boeing 737 Max sudah dilarang terbang sejak Maret 2019 lalu, setelah mengalami dua kecelakaan fatal yang merengut nyawa ratusan orang. Salah satu kecelakaan terjadi di Indonesia dan melibatkan 737 Max 8 milik maskapai Lion Air.
Email serta pesan-pesan internal perusahaan itu diserahkan Boeing kepada Kongres AS dan FAA (regulator penerbangan sipil AS) sebagai bagian dari upaya transparansi perusahaan di tengah krisis.
"Email-email ini sungguh mengerikan," kata Peter DeFazio, ketua komite transportasi pada Kongres AS yang terlibat dalam investigasi Boeing 737 Max.
Baca Juga: Pegawai Boeing: 737 Max Didesain Badut, Disupervisi Monyet
Dokumen itu sendiri mengungkap kerisauan para pegawai akan cara-cara yang digunakan Boeing serta para petingginya untuk menutup-nutupi masalah dalam pengembangan pesawat 737 Max dari FAA dan pihak terkait lain.
"Dokumen ini menunjukkan bagaimana Boeing berani lancang demi mengelabui regulator, kru pesawat, dan komunitas penerbangan - bahkan ketika karyawan Boeing sendiri menyuarakan peringatan," tegas DeFazio.
"Saya bisa membayangkan betapa sakitnya keluarga 346 korban membaca dokumen-dokumen baru ini, yang membeberkan kesalahan-kesalahan fatal yang sudah diketahui sejak awal... yang berujung pada pesawat cacat nan mematikan itu," lanjut dia.
Email dan pesan-pesan dari pegawai Boeing itu secara umum menyoroti tentang desain serta simulator yang digunakan untuk merancang Boeing 737 Max.
Salah satu pesan dalam dokumen itu yang memantik amarah adalah ketika salah satu pegawai Boeing bertanya kepada rekannya, "Apa kamu mau keluargamu naik pesawat yang dirancang oleh simulator (Boeing) Max? Saya sih tidak!" tulis pegawai tersebut.
Baca Juga: Pesawat Boeing Ukraina Jatuh di Iran Tewaskan 63 Warga Kanada
Rekannya menjawab singkat: "Tidak."
Sementara pegawai yang lain menulis, "Saya belum diampuni Tuhan karena telah menutup-nutupi (masalah Boeing 737 Max) tahun lalu."
Sebelumnya juga diwartakan bahwa para pegawai Boeing menyebut pesawat 738 Max "dirancang oleh badut dan disupervisi oleh monyet."
FAA sendiri, setelah membaca dokumen tersebut, mengatakan semua potensi cacat Boeing 737 Max yang terungkap dalam surat-surat itu sudah diatasi. Tetapi "isi dan nada bahasa yang digunakan dalam dokumen-dokumen itu sungguh mengecewakan."
Boeing 737 Max dilarang terbang di seluruh dunia setelah dua pesawat tersebut jatuh dan menewaskan ratusan orang dalam tempo kurang dari satu tahun.
Kecelakaan pertama melibatkan Boeing 737 Max milik Lion Air terjadi di Laut Jawa pada Oktober 2018. Sebanyak 189 orang tewas dalam peristiwa itu.
Kecelakaan kedua terjadi di Ethiopia pada Maret 2019 dan melibatkan Boeing 737 Max milik Ethiopian Airlines. Korban tewas mencapai 157 orang. [The Register]