Dua dokter ahli akan memeriksa hasil mammogram, salah satu dari mereka dapat membandingkan kesimpulan atau diagnosis miliknya dengan AI.
Jika keduanya tidak setuju, seorang dokter lainnya akan memeriksa pemindaian. Tim peneliti percaya ini akan mengurangi beban kerja dokter tersebut sebanyak 88 persen.
"Sebutkan negara di mana Anda dapat menemukan seorang perawat atau dokter yang tidak sibuk. Ada peluang bagi teknologi ini untuk mendukung layanan bagi manusia," ucap Dominic King, pimpinan Google Health, seperti yang dikutip dari IFL Science.
Ini bukan pertama kalinya AI terbukti mampu mengalahkan manusia dalam hal diagnosa medis.
Baca Juga: Cukup Tempelkan di Tahi Lalat, Plester Ini Mampu Deteksi Kanker Kulit
Tak hanya kanker payudara, teknologi ini bahkan lebih baik daripada dokter dalam mendeteksi kanker kulit, penyakit mata, dan melihat tanda-tanda penyakit Alzheimer bertahun-tahun sebelum gejala penyakit yang dikenal muncul.
Tim peneliti berharap penelitian di masa depan akan membangun penemuan tersebut dan menentukan apakah AI benar-benar harus digunakan secara klinis.
Pendeteksian yang lebih baik dari sistem AI membuka jalan bagi uji klinis untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi pemindaian kanker payudara.