Suara.com - Kawasan Pulau Simeulue di Aceh, yang hari ini (7/1/2020) diguncang gempa bermagnitudo 6,1, rupanya kawasan rawan gempa dan bahkan pernah disapu tsunami.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Meteorologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, membeberkan bahwa dari catatan sejarah, kawasan Pulau Simeulue pernah diguncang gempa besar yang memicu tsunami.
"Catatan sejarah menunjukkan beberapa gempa kuat pernah terjadi di wilayah ini. Pada tahun 1907 di Simeulue pernah terjadi gempa berkekuatan M 7,6 yang memicu tsunami," beber Daryono.
Selanjutnya, ia meneruskan, gempa bermagnitudo 7,2 juga pernah menggoyang area itu pada 2 November 2002. Gempa bumi kuat terakhir di Simeulue terjadi pada 20 Februari 2008 dengan magnitudo 7,3.
Baca Juga: Ini Pemicu Gempa Magnitudo 6,1 di Simeulue, Aceh
"Semua catatan gempa bumi kuat tersebut di atas menimbulkan kerusakan," ujar Daryono.
Adapun gempa yang mengguncang Pulau Simeulue pada Selasa siang berkekuatan M 6,1 - sebelumnya BMKG menyebut gempa tersebut bermagnitudo 6,4. Gempa itu merupakan gempa dangkal yang dipicu penyesaran naik (thrust fault) di zona megathrust.
Lebih rinci Daryono menguraikan bahwa gempa tektonik itu disebabkan oleh subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia.
Kantor berita Antara melaporkan bahwa gempa itu telah menyebabkan kerusakan ringan. Beberapa gedung pemerintah di Sinabang, Ibu Kota Simeulue mengalami retak dan kaca-kaca jendela pecah. Belum diketahui adanya korban cedera atau korban jiwa akibat peristiwa itu.
Gempa itu sendiri dirasakan di Simeulue dalam skala intensitas IV MMI hingga banyak warga berlarian ke luar rumah. Sementara itu di Tapak Tuan, Singkil, Nias Utara dan Gunung Sitoli gempa dirasakan dalam skala intensitas III MMI. Sedangkan di Medan, Sumatera Utara guncangan mencapai II-III MMI, serta Nias Barat dan Meulaboh II MMI.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 6,4 Guncang Aceh, Tak Berpotensi Tsunami