Suara.com - Gempa magnitudo 6,1 di sekitar Pulau Simeulue, Aceh - yang sebelumnya disebut bermagnitudo 6,4 - pada Selasa siang (7/1/2020) merupakan jenis gempa dangkal yang dipicu oleh aktivitas tektonik.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Meteorologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, menjelaskan bahwa gempa magnitudo 6,1 itu terjadi akibat subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia di zona megathrust.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini dipicu penyesaran naik (thrust fault)," jelas Daryono.
Gempa magnitudo 6,1 berpusat di laut, sekitar 19 kilometer sebelah selatn Kota Sinabang, Kabupaten Simeulue, Aceh dan pada kedalaman 20 kilometer. Gempa terjadi sekitar pukul 13:05:18 WIB.
Baca Juga: Gempa Magnitudo 6,4 Guncang Aceh, Tak Berpotensi Tsunami
Hingga pukul 13.45 WIB, BMKG mencatat telah terjadi satu kali gempa susulan dengan magnitudo 3,3.
Gempa utama dirasakan di Simeulue dalam skala intensitas IV MMI hingga banyak warga berlarian ke luar rumah. Sementara itu di Tapak Tuan, Singkil, Nias Utara dan Gunung Sitoli gempa dirasakan dalam skala intensitas III MMI. Sedangkan di Medan, Sumatera Utara guncangan mencapai II-III MMI, serta Nias Barat dan Meulaboh II MMI.
Kantor berita Antara melaporkan bahwa gempa itu telah menyebabkan kerusakan ringan. Beberapa gedung pemerintah di Sinabang, ibu kota Simeulue mengalami retak dan kaca-kaca jendela pecah. Belum diketahui adanya korban cedera atau korban jiwa akibat peristiwa itu.