Suara.com - Telah terjadi 11.573 kali gempa tektonik di Indonesia dalam berbagai magnitudo dan kedalaman selama 2019, demikian diumumkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada akhir pekan ini.
Jumlah itu, terang BMKG seperti dilansir Antara, sedikit mengalami penurunan jika dibandingkan dengan frekuensi gempa tektonik di 2018 lalu. Tidak hanya itu, magnitudonya pun lebih kecil - meski tak serta-merta berarti kurang berbahaya atau berisiko.
"Telah terjadi aktivitas gempa bumi sebanyak 11.573 kali dalam berbagai magnitudo dan kedalaman. Jika dibandingkan tahun 2018 dengan jumlah gempa sebanyak 11.920 maka aktivitas gempa selama 2019 mengalami sedikit penurunan jumlah," ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono.
Menurut data yang dikumpulkan BMKG, aktivitas gempa dengan magnitudo di atas M5,0 terjadi 344 kali sedangkan dengan kekuatan kurang dari M5,0 terjadi 11.229 kali.
Baca Juga: Gempa Sukabumi Dipicu Subduksi Lempeng Indo-Australia Terhadap Eurasia
"Dari data itu bisa disimpulkan selama 2019 aktivitas gempa bumi di Indonesia didominasi oleh aktivitas gempa bumi berkekuatan di bawah M5,0," imbuh Daryono.
Sementara itu, gempa yang guncangannya dirasakan masyarakat selama 2019 terjadi sebanyak 1.107 kali.
Dari jumlah itu terdapat 17 kali gempa tektonik yang menimbulkan kerusakan bangunan, di antaranya gempa Maluku yang bermagnitudo 7,1 pada November dan gempa Halmahera Selatan yang berkekuatan 7,2 pada Juli 2019.