Suara.com - Smartphone berlayar AMOLED (Active-matrix organic light-emitting diode) diperkirakan akan terjual sebanyak lebih dari 600 juta unit pada akhir tahun 2020, demikian dikatakan firma analisis pasar teknologi, Counterpoint, baru-baru ini.
Angka ini menjadi indikasi bahwa AMOLED, yang popularitasnya naik di 2019, masih akan jadi tren industri ponsel tahun depan, demikian ulas Gizmochina.
Di 2019 sendiri, layar AMOLED menguasai 46 persen pasar. Di 2020 naiknya tren AMOLED didukung oleh penggunaan layar canggih tersebut pada ponsel-ponsel kelas menengah, bukan lagi dimonopoli gawai flagship atau premium.
Layar AMOLED diprediksi akan lebih banyak diadopsi oleh gawai-gawai kelas menengah buatan pabrikan China seperti Huawei, Vivo, Oppo, Realme, dan Xiaomi. Lima jagoan Tiongkok ini memang sedang agresif di pasar ponsel dunia, termasuk Indonesia.
Baca Juga: Tiga Smartphone Layar Amoled Terbaik November 2019
Memang, layar AMOLED memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan layar jenis lain. Ia tidak saja menawarkan kualitas warna dan kecerahan tinggi, tetapi juga lebih irit listrik, sehingga membuat baterai ponsel lebih awet.
Selain itu itu, layar AMOLED juga mampu mendukung penambahan fitur lain di layar. Dua yang paling banyak ditemukan pada 2019 adalah in-display fingerprint atau pemindai sidik jari di dalam layar dan punch-hole camera.
Counterpoint percaya bahwa smartphone dengan layar AMOLED akan mendapat peningkatan permintaan, terutama di China. Saat ini, Samsung masih memimpin pasar smartphone AMOLED dengan pangsa pasar 45 persen, diikuti Apple (16 persen) dan Oppo (11 persen).