Ilmuwan Segera Ungkap Misteri Metana di Mars

Jum'at, 27 Desember 2019 | 10:26 WIB
Ilmuwan Segera Ungkap Misteri Metana di Mars
Ilustrasi planet Mars (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Robot penjelajah beroda enam, Curiosity menemukan bahwa siklus metana secara musiman meningkat di dalam Kawah Gale, Mars. Kendaraan ini juga mendeteksi beberapa lonjakan besar gas yang mungkin dapat menjadi tanda kehidupan di Mars.

Namun, metana di Mars menimbulkan tanda tanya besar. Pasalnya, penelitian yang dilakukan European-Russian Trace Gas Orbiter (TGO) yang mengorbit di atas Mars dan dirancang untuk mendeteksi gas seperti metana tidak menemukan gas itu di atmosfer Mars.

Planet Mars. [Shutterstock]
Penjelajah beroda enam di Planet Mars. [Shutterstock]

Sebagai contoh, TGO mencatat 0,012 bagian per miliar (ppb) metana selama empat bulan pertama misi yang berlangsung dari April hingga Agustus 2018. Angka itu 35 kali lebih rendah dari tingkat metana yang pernah diukur Curiosity di Kawah Gale pada periode yang sama.

Selain TGO, Mars Express milik Eropa yang juga mengorbit Mars juga tidak mendeteksi lonjakan metana seperti yang dideteksi Curiosity. Terbaru, Curiosity mencatat konsentrasi metana menjadi 21 ppb pada Juni lalu. Tingkat metana tertinggi yang pernah dicatat Curiosity.

Baca Juga: 5 Hits Otomotif Pagi: Presiden dan Kaesang Motoran, Gokart Mesin KTM

Para ilmuwan berspekulasi kemungkinan ada sesuatu di atmosfer Mars yang menghancurkan metana dengan sangat cepat sehingga TGO maupun Mars Express tidak mendeteksi gas tersebut dalam jumlah banyak.

"Mungkin perluasan dan kontraksi atmosfer setiap dari yang berasal dari pemanasan Matahari menjadi penyebabnya," ucap Ashwin Vasavada, penyelidik kepala misi Curiosity, seperti dikutip dari Space.com.

Dengan menggunakan Sampel Analisis di instrumen Curiosity, robot itu sebelumnya mengukur tingkat metana di malam hari karena terlalu sibuk menjelajah Mars saat siang hari. Hal itu membuat Curiosity hanya mendeteksi metana ketika atmosfer relatif padat.

Pada siang hari, ketika atmosfer mengembang, metana menjadi lebih tercampur dan menyebar dengan atmsofer sehingga membuat pengamatan antara Curiosity dan orbiter berbeda.

Para ilmuwan akhirnya memerintah Curiosity untuk melakukan pengukuran metana di siang hari selama akhir pekan untuk pertama kalinya.

Baca Juga: Pasar Otomotif Roda Dua Diprediksi Stagnan 2020

"Eksperimen langka ini adalah kesempatan untuk mendapatkan pengalaman sains yang menarik, tetapi kami membutuhkan waktu setelah pengukuran untuk menganalisis data," ucap Catherine O'Connel, seorang ahli geologi planet di Universitas New Brunswick, Kanada.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI