Gawat! Peneliti Keamanan Temukan Ratusan Aplikasi Berbahaya di Android

Rabu, 25 Desember 2019 | 11:49 WIB
Gawat! Peneliti Keamanan Temukan Ratusan Aplikasi Berbahaya di Android
Ilustrasi berbagai aplikasi di ponsel Android. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Android menjadi sistem operasi paling banyak digunakan oleh pengguna ponsel di seluruh dunia karena dipakai oleh 2,5 miliar perangkat.

Dengan jumlah pengguna yang begitu banyak, sangat lumrah jika Android menjadi sasaran empuk bagi para peretas yang ingin menyebarkan malware.

Belum lama ini, para peneliti Barracuda Security mencatat setidaknya hampir 200 aplikasi jahat yang berisi adware terpasang bebas di sistem operasi milik Google tersebut.

Sementara perusahaan keamanan siber lainnya, White Ops, mengidentifikasi setidaknya terdapat 116 aplikasi dengan lebih dari 4,6 juta unduhan yang diklaim telah melakukan penipuan iklan (ad-fraud).

Baca Juga: Mengagumkan, Ilmuwan Ubah Suara Ikan Menjadi Lagu Natal

Sebagaimana lansiran laman Express, Rabu (25/12/2019), aplikasi-aplikasi berbahaya tersebut menggunakan kode "Soraka" dan "Sogo".

Kode ini menjadi penanda bahwa malware yang disebar diatur untuk menampilkan iklan melalui perangkat Android dalam kondisi tertentu.

Sebelum sampai pada kesimpulan tersebut, White Ops melakukan pengecekan kepada salah satu aplikasi di Google Play Store, yaitu Best Fortune Explorer.

Aplikasi ini lalu dicatat untuk memanfaatkan framework yang disebut AppsFlyer. AppsFlyer digunakan untuk analisis atribusi dan pemasaran seluler.

White Ops mengklaim, jika pengguna mengunduh aplikasi ini, iklan akan terus berdatangan dan mengganggu kenyamanan. Bahkan, Best Fortune Explorer disebut-sebut bisa menampilkan iklan dengan tampilan layar penuh selama 20 detik dan mengganggu pengguna.

Baca Juga: Rusia Klaim Sudah Terputus dari Koneksi Internet Global

Selain Best Fortune Explorer, aplikasi lainnya juga melakukan hal serupa. Adware ini mampu bersembunyi dan sulit dideteksi oleh antivirus maupun aplikasi pembasmi malware.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI