Marco Iacoboni, profesor psikiatri di University of California Los Angeles, berspekulasi bahwa sistem ini memiliki potensi untuk menyebarkan perilaku kekerasan: “mekanisme cermin di otak juga menunjukkan bahwa kita secara otomatis dipengaruhi oleh apa yang kita indera, dan menunjukkan kemungkinan mekanisme neurobiologis dalam penularan perilaku kekerasan.”
Meskipun spekulatif, hal ini menunjukkan hubungan antara pornografi, neuron cermin, dan peningkatan tingkat kekerasan seksual berfungsi sebagai peringatan. Konsumsi konten pornografi yang tinggi mungkin tidak mendorong penontonnya ke titik ekstrem, namun hal tersebut dapat mengubah perilaku dengan cara lain.
Pengembangan moral
Konsumsi konten pornografi telah dihubungkan dengan erosi pada korteks prefrontal - wilayah otak yang menampung fungsi eksekutif seperti moralitas, tekad, dan kontrol impuls.
Baca Juga: Kominfo: Media Sosial Penyebar Pornografi Langsung Didenda Rp 100 Juta
Untuk memahami lebih baik peran struktur ini dalam perilaku, patut diketahui bahwa struktur ini belum berkembang selama masa kanak-kanak. Inilah sebabnya mengapa anak-anak kesulitan untuk mengatur emosi dan impuls mereka.
Kerusakan pada korteks prefrontal pada masa dewasa disebut hypofrontality, yang mendorong seseorang untuk berperilaku kompulsif dan membuat keputusan yang buruk.
Ini menunjukkan sebuah paradoks: hiburan dewasa dapat menyebabkan susunan otak kita mundur ke keadaan saat kita belum cukup umur.
Ada ironi yang lebih besar lagi di sini; pornografi memberikan bujuk rayu kepuasan seksual, namun pada kenyataannya yang terjadi justru sebaliknya.
Artikel ini sudah ditayangkan di The Conversation.
Baca Juga: Potret 5 Model Bernuansa Pornografi, Fotografer ABD Ditangkap Polisi