Suara.com - NASA berencana mengirim perempuan pertama dan lelaki ke Bulan pada 2024 mendatang dalam program Artemis. Setelah itu, para astronot akan dikirim ke Mars.
NASA membekali mereka dengan sarung tangan pintar yang memungkinkan para astronot mengoperasikan drone dan robotika hanya dengan jentikan jari dan putaran pergelangan tangan.
Sarung tangan pintar yang dikembangkan oleh Ntention ini, memungkinkan para astronot berkomunikasi dengan mesin untuk membantu mereka mengumpulkan sampel dan menjelajahi lingkungan di Mars.
"Astronot memerlukan pakaian antariksa yang memudahkan mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan, termasuk tugas-tugas yang rumit. Pakaian generasi berikutnya akan menggabungkan teknologi cerdas yang akan membawa kemampuan saat ini ke tingkat yang baru," ucap Dr Greg Quin, pemimpin pengembangan pakaian luar angkasa di Collins Aerospace.
Pengujian teknologi sarung tangan pintar ini berlangsung di Pulau Devon, Arktik. Bentang alam pulau itu mirip dengan Mars dan telah menjadi tempat pengujian yang ideal selama lebih dari dua dekade.
Mars Institute menggambarkan pulau itu sebagai daerah yang tandus, berbatu, dan merupakan salah satu pulau tak berpenghuni terbesar di Bumi.
Drone akan digunakan untuk mengumpulkan sampel, membantu dalam pencarian dan penyelamatan, mengisolasi sampel dari kontaminasi, survei, peta, pengintai, dan pengambilan.
Sarung tangan pintar ini dilengkapi dengan microchip yang dirancang khusus dengan sensor di bagian jari dan punggung tangan yang merekam gerakan di sumbu x, y, dan z.
![Smart glove. [Ntention]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/12/23/88351-smart-glove.jpg)
Sensor tersebut menggabungkan accelerometer, giroskop, magnetometer. Dengan menggunakan kacamata Epson Moverio AR, astronot juga dapat menerima umpan balik video dari drone secara real time.
Baca Juga: Terlalu Polos, Begini Jadinya Jika Penipu Balik Ditipu
"Kami dapat memasukkan lebih banyak sensor dan lebih banyak data ke dalam teknologi dan skala sarung tangan kami. Seiring waktu, kami dapat memasukkan jenis sensor lain dan membangun sistem interaksi yang dapat menangani tugas yang semakin kompleks," kata Frank Øygard, seorang ahli strategi produk dan pengembangan di Ntention, seperti dikutip dari laman IFL Science.