Suara.com - Para peneliti dari Universitas California, Los Angeles, Cotsen Institute of Archaeology, dan Easter Island Statue Project (EISP), membeberkan teori baru mengenai alasan mengapa patung Moai dibuat.
Penelitian baru menunjukkan patung-patung besar itu dibangun untuk mendorong tanah subur ketika terjadi kekeringan dan kondisi tanah yang buruk.
Ukiran rumit yang ditemukan di bagian belakang patung pun semakin memperkuat teori ini. Analisis kimia tanah menunjukkan adanya bukti sisa pisang, talas, dan ubi jalar. Hal itu membuat ilmuwan yakin bahwa lokasi itu merupakan area yang kaya akan tanah ideal untuk pertanian.
"Ketika kami mendapatkan hasil kimia. Ada sesuatu dengan kandungan yang sangat tinggi dan saya tidak pernah mengira akan ada disana, seperti kalsium dan fosfor. Keduanya merupakan kunci petumbuhan untuk tanaman," ucap Sarah Sherwood, ahli geoarkeologi dan tanah, seperti dikutip dari laman IFL Science.
Baca Juga: Realme X50 5G Bakal Punya Sistem Pendingin?
Para ilmuwan memperkirakan penduduk asli dulunya memanfaatkan lahan untuk menanam banyak tanaman.
Patung Moai sendiri terletak di Rapa Nui atau dikenal sebagai Pulau Paskah yang masih diselimuti misteri. Terletak di pantai lepas Chili, pulau tersebut memiliki 1.000 patung Moai yang berasal antara 1250 dan 1500 Masehi yang asal dan tujuan pembuatannya masih belum diketahui.
Penduduk aslinya adalah keturunan Polinesia, tetapi kemungkinan besar berbaur dengan warga Amerika Selatan. Para ilmuwan berspekulasi bahwa lokasi patung Moai membantu penduduk untuk mengidentifikasi sumber air tawar.
Tim EISP akan terus memeriksa petroglif yang diukur di belakang patung untuk menemukan apakah ukiran tersebut juga memiliki makna yang signifikan. Penelitian ini sendiri telah dipublikasikan dalam Journal of Archaeological Science.
Baca Juga: Gambar Induk Bebek dan Anak-anaknya, Google Doodle Rayakan Hari Ibu