Suara.com - Pakar reptil Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Irvan Sidik mengatakan membludaknya ular termasuk kobra jawa di perkotaan disebabkan oleh salah satunya melimpahnya sumber makanan binatang berbisa itu, seperti tikus, di kawasan perkotaan.
Irvan, yang dihubungi di Jakarta, Jumat (20/12/2019), menjelaskan bahwa ular memiliki kemampuan beradaptasi untuk dapat hidup di daerah perkotaan. Dengan tubuh luwes dan pasokan makanan utama tersedia, ular dapat bertahan hidup di daerah yang mungkin bukan habitat aslinya.
"Terdapat beberapa kemungkinan, yaitu lebih disebabkan tempat berlindungnya yang terisolasi dengan batasan yang terkotak-kotak, daya dukung (mangsa atau sumber makanan) keberlangsungan hidup pada wilayahnya yang terbatas dan daerah jelajahnya yang luas sehingga bisa saja terjadi ular bukan dari daerah pemukiman, tetapi datang ke lokasi yang baru untuk mencari makan," tegas dia.
Selain itu, Irvan mengatakan bahwa habitat asli kobra jawa semakin menyusut sehingga ular berbisa itu masuk ke pemukiman penduduk.
Baca Juga: Marak Teror Kobra, 9 Rumah Sakit di Depok Sediakan Serum Anti Bisa Ular
"Perubahan habitat dari aslinya memang umumnya dianggap memberikan pengaruh negatif terhadap keberlangsungan satwa. Pesatnya arus urbanisasi juga dapat sebagai pendorong kuat terjadinya perubahan bentang alam, sehingga terjadi proses strangulasi (terjerat) pada daerah perkotaan," ujar peneliti reptil senior itu.
Meski demikian Ivan mengatakan bahwa untuk memastikan penyebab membludaknya ular kobra jawa di perkotaan harus dilakukan penelitian mendalam. Misalnya dengan membedah isi lambung ular yang tertangkap untuk mengetahui mangsa apa yang diincarnya di perkotaan.
Mengetahui jenis mangsa ular di perkotaan juga bisa membantu menemukan solusi. Jika benar ular masuk ke pemukiman karena tikus, maka solusi untuk mengusir ular dari kota adalah dengan membasmi tikus. [Antara]