Suara.com - European Space Agency (ESA) meluncurkan satelit OPS-SAT pada hari ini, Selasa (17/12/2019) dari Kourou, Guyana Prancis. Satelit tersebut diluncurkan dengan pelacak eksoplanet Cheops.
Setelah mencapai ruang angkasa, OPS-SAT akan menggunakan panel surya dan antena berfrekuensi ultra-tinggi, kemudian akan memancarkan sinyal kembali ke Bumi.
ESA menantang para amatir radio menjadi yang pertama untuk menangkap sinyal dari satelit eksperimental baru itu.
Dilansir dari laman Space.com, tim kontrol misi ESA di Jerman meminta para amatir radio memangkap sinyal satelit tersebut dan menemukan letaknya di ruang angkasa.
Baca Juga: Wadidaw! Pasangan Pengantin Terekam Naik Kendaraan Mirip Mario Kart
OPS-SAT hanya memiliki tinggi sekitar 30 cm dan dirancang secara khusus untuk tujuan eksperimen. Meski berukuran kecil, tapi satelit itu membawa komputer sepuluh kali lebih kuat daripada pesawat ruang angkasa ESA dan kamera beresolusi tinggi serta peralatan radio.
Selain menemukan sinyal dari satelit tersebut, para amatir radio bisa menjadi bagian dalam eksperimen OPS-SAT. Mereka dapat menggunakan onboard tools untuk menguji satelit tersebut.
Pengujian termasuk memproses gambar Bumi dengan cepat menggunakan jaringan saraf dan teknologi pembelajaran mesin untuk memantau dan mendeteksi peristiwa seperti kebakaran hutan.
Tapi jika para amatir radio ingin terlibat secara langsung dengan eksperimen OPS-SAT, ESA membuka pendaftaran untuk mempelajari satelit tersebut lebih lanjut.
Baca Juga: Pertama Kalinya, Ribuan Data UFO Tersedia Secara Publik