Menebak Nasib Website di Tengah Gempuran Media Sosial dan Cara Membuatnya

Dythia Novianty
Menebak Nasib Website di Tengah Gempuran Media Sosial dan Cara Membuatnya
Ilustrasi pembuatan website. [Shutterstock]

Website dapat menjadi pilihan bagi bisnis yang ingin go online.

Suara.com - Maraknya penggunaan media sosial akhir-akhir ini, membuat banyak pihak mempertanyakan nasib website ke depan.

Pada dasarnya, website dapat menjadi pilihan bagi bisnis yang ingin go online. Pada skala bisnis menengah ke besar, website diperlukan untuk memperkuat ciri khas bisnis dan membangun kredibilitas sebuah perusahaan.

Meskipun begitu, mengelola website memerlukan keterampilan khusus. Hal ini yang menjadi pembeda dengan media sosial dan marketplace.

Fenomena ini diulas melalui diskusi dengan tema Website yang Tidak Pernah “Mati” diselenggarakan Niagahoster, sebagai perusahaan penyedia layanan web-hosting.

Baca Juga: Lebarkan Sayap Karier, Ini 5 Website Resmi Untuk Cari Kerja di Luar Negeri

CEO Niagahoster, Ade Syah Lubis mengungkapkan bahwa sebelum adanya aplikasi dan marketplace, website merupakan penanda kehadiran online seseorang atau sebuah perusahaan.

Diskusi tema Website yang Tidak Pernah “Mati” di Jakarta, beberapa waktu lalu. [Niagahoster]
Diskusi tema Website yang Tidak Pernah “Mati” di Jakarta, beberapa waktu lalu. [Niagahoster]

“Pada tahun 90an, tercipta world wide web (WWW), untuk pertama kali. Hal itu juga menjadi pembuka akses internet ke masyarakat luas. Jika media sosial mengenal tren yang terus berubah, website cenderung lebih stabil, begitu juga hingga 2020 nanti,” kata Ade Syah Lubis seperti dalam keterangan resminya.

Hal ini juga diamini Ivan Kristianto, WordCamp Jakarta Organizer dan WordPress Experts yang juga hadir menjadi panelis dalam sesi diskusi.

Selain menjadi platform go online yang stabil, website juga menjadi platform bagi bisnis yang ingin eksis di mesin pencari seperti Google.

“(Bagi bisnis) Lebih baik mengembangkan website daripada aplikasi. (website) Lebih ringan, dan secara harga jauh lebih murah daripada aplikasi. Memiliki website juga sama berinvestasi untuk mengenalkan bisnis ke pasar yang lebih luas,” jelas Ivan Kristianto.

Baca Juga: Ikuti POCO Global, Situs POCO Indonesia Bakal Tutup di Akhir Tahun

Sementara itu, Brainhub.eu dalam laporannya menyebutkan, website dapat menjangkau lebih banyak pengguna dibandingkan apps. Selain itu, dari sisi design, website tidak memerlukan modifikasi tertentu untuk tampilan di jenis device berbeda (Android/iOS).

Hal lain yang membuat website dapat dipertimbangkan sebagai investasi digital adalah kecenderungan orang untuk mulai “meninggalkan” apps.

Data di Amerika yang dihimpun oleh Techcrunch menyebutkan, 51 persen orang Amerika tidak mengunduh apps apapun dalam sebulan.

Data ini menunjukkan masa depan website yang cerah sebagai aset digital bagi bisnis. Memiliki website sama seperti mengamankan kehadiran online di mesin pencari, yang setiap harinya dikunjungi ratusan juta orang.

Di Indonesia sendiri, dorongan pemerintah agar UKM go online juga turut mempengaruhi terbentuknya ekosistem ekonomi digital secara menyeluruh. Terlebih dengan target 8 juta UMKM go online pada 2020 oleh Kominfo.

Media sosial, marketplace, dan website merupakan platform go online yang saling melengkapi kehadiran online bagi bisnis.

Tidak Lagi Sulit Membuat Website

Kendati memiliki potensi besar untuk berkembang, website masih dirasa sulit untuk dibuat dan dikelola. Para panelis pun merekomendasikan penggunaan content management system (CMS) Word Press sebagai tools untuk mengatur tampilan dan mengisi konten pada website.

Diskusi tema Website yang Tidak Pernah “Mati” di Jakarta, beberapa waktu lalu. [Niagahoster]
Diskusi tema Website yang Tidak Pernah “Mati” di Jakarta, beberapa waktu lalu. [Niagahoster]

Untuk membantu semua orang semakin mudah dan cepat membuat website WordPress, Niagahoster merilis fitur WordPress Store. WordPress Store ini adalah sebuah fitur yang menyediakan pilihan tema website WordPress yang sesuai dengan kebutuhan website bagi bisnis (company profile, toko online, blog, dan lainnya).

Pengembangan fitur ini juga menjawab permasalahan 77,3 persen pengguna website WordPress (dari 650 responden Niagahoster), mengaku menghabiskan banyak waktu paling lama mengutak-atik tampilan website.

“Banyak orang yang akhirnya “menyerah” (dengan website-nya) karena melihat tampilan website yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Kami ingin memangkas waktu orang membuat website dengan mengembangkan fitur ini.” ujar Wayan Cahyono, Head of Product Niagahoster.

Dengan fitur ini, diharapkan para pemilik bisnis, developers pemula, dan semua orang tidak lagi memandang website sebagai platform go online yang sulit dibuat.