Penggunaan binokular atau teleskop akan dapat menghasilkan proyeksi gerhana yang lebih besar dan tajam ketimbang menggunakan kamera lubang jarum.
Binokular dapat dipasangkan ke tripod agar dapat berdiri dengan stabil, lalu diarahkan ke Matahari. Tapi perlu diingat, jangan pernah melihat melalui eyepiece secara langsung, kecuali terpasang filter khusus Matahari di depan cermin atau lensa objektif.
Alat ini bisa ditemukan di laboratorium ilmiah atau planetarium.
4. Kamera DSLR
Baca Juga: Tiga Kawasan di Jakarta Diprediksi Diguyur Hujan Hari Ini
Saat pengamatan, jangan langsung mengarahkan lensa kamera DSLR ke Matahari karena dapat merusak sensor kamera. Untuk mengakalinya, gunakan filter khusus Matahari untuk mengurangi intensitas cahaya yang ditangkap kamera.
Untuk mendapatkan citra Matahari dengan maksimal dan berukuran besar, gunakan lensa telephoto dengan panjang fokus 500 - 2.000 mm. Pasalnya, lensa standar 200 mm hanya akan menghasilkan citra Matahari yang berukuran kecil.
Untuk pengaturan awal, dapat menggunakan ISO 100, F/8,0 dan shutter speed 1/1.000. Tentunya pengaturan ini dapat disesuaikan sesuai kebutuhan atau kondisi nantinya. Intinya, gunakan ISO rendah dan shutter speed yang tinggi.
Untuk fokus, lebih baik atur secara manual. Agar kamera stabil, gunakan tripod.
Baca Juga: 5 Smartphone Rilis November 2019, Ada yang Dibanderol Rp 750 Ribu