Realme Meroket, Ini Analisis IDC

Minggu, 01 Desember 2019 | 09:22 WIB
Realme Meroket, Ini Analisis IDC
Logo ponsel pintar realme. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Meski baru hadir di Indonesia pada Oktober tahun lalu, Realme langsung menorehkan prestasi.

Pasalnya, produsen ponsel asal China ini langsung meroket dengan menempati urutan keempat dalam daftar merek ponsel paling laris di Indonesia hingga Q3 2019.

IDC mencatat, Realme mampu menguasai 12,6 persen dari total pasar di industri ponsel.

Terkait prestasi ini, Rizky Febrian selaku Market Analyst IDC Indonesia menyampaikan analisisnya terhadap Realme.

Baca Juga: Kesan Pertama Menjamah Realme X2 Pro

"Realme strateginya sangat agresif memperkenalkan produknya. Dari 10 model yang tersedia, Realme menggarap semua pasar, mulai dari entry level, hingga kelas high end," terang Rizky di Jakarta, Jumat (29/11/2019).

Selain menempatkan produknya di seluruh segmen pasar, lanjut Rizki, Realme juga bisa melabeli produknya dengan harga yang lebih terjangkau, tanpa meninggalkan kualitas ponsel yang mereka jual.

"Realme berhasil menerapkan bahwa penempatan harga kompetitif sangat efektif untuk menarik minat beli masyarakat. Tentu tanpa meninggalkan spesifikasi tinggi," sambungnya.

"Pasar Indonesia sangat sensitif dengan harga. Jadi ketika ada vendor yang menjual ponsel dengan spek tinggi, tapi murah itu akan langsung melekat pada konsumen Indonesia."

Terakhir, Rizky mengatakan bahwa rahasia di balik kesuksesan Realme terletak pada ketersediaan produk yang diimbangi dengan kestabilan harga jual.

Baca Juga: Realme 5S Meluncur Bareng X2 Pro, Ini Keistimewaannya

"Tak kalah penting juga place control management. Jadi Realme bisa menjaga kestabilan harga, entah itu offline maupun online," kata Rizky.

Pada kesempatan yang sama, Rizky juga memperkirakan bahwa distribusi penjualan ponsel di masa yang akan datang akan lebih banyak didominasi oleh pasar online.

"Sekarang masyarakat Infonesia sudah beralih ke online channel. Dari IDC sendiri pertumbuhan dari online tinggi. Tahun 2020, kami memperkirakan online channel akan menguasai pasar 15 persen," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI