Hapus Konten soal Kamp Tahanan Uighur di China, TikTok Minta Maaf

Liberty Jemadu Suara.Com
Minggu, 01 Desember 2019 | 07:15 WIB
Hapus Konten soal Kamp Tahanan Uighur di China, TikTok Minta Maaf
Ilustrasi aplikasi TikTok. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - TikTok, aplikasi media sosial buatan perusahaan Tiongkok, ByteDance, meminta maaf setelah pihaknya menghapus sebuah konten yang mengungkap tentang kamp tahanan khusus untuk kelompok minoritas Uighur di China. Media sosial itu mengaku penghapusan itu akibat dari human error.

Permintaan maaf itu, yang disampaikan TikTok dalam sebuah blog resmi pada pekan ini, adalah buntut dari dihapusnya sebuah video viral berisi informasi tentang kamp tahanan Uighur di China.

"Penting bagi kami untuk mengklarifikasi bahwa panduan komunitas (TikTok) tidak melarang konten seperti video tersebut dan konten itu seharusnya tidak dihapus," tulis kepala bidang keamanan TikTok Amerika Serikat, Eric Han dalam blog tersebut.

"Kami meminta maaf kepada para pengguna atas kesalahan kami," imbuh dia seperti dilansir CNet.

Baca Juga: Diduga Perpanjangan Tangan Beijing, TikTok Diperiksa di Amerika Serikat

Video tentang kamp tahanan Uighur di China itu kini sudah disaksikan dan diunduh jutaan kali.

Video Uighur berkedok tips makeup

Insiden itu bermula ketika seorang pengguna TikTok bernama Feroza Aziz mengunggah sebuah video berisi tips makeup, sembari bercerita tentang kamp tahanan Uighur di China.

Menurut Han, akun Aziz sebelumnya pernah ditutup pada 14 November lalu karena menggungah video berisi foto Osama bin Laden. Foto gembong teroris itu dinilai melanggar kebijakan TikTok soal terorisme.

Aziz lalu membuat akun baru pada 23 November dan mengunggah konten tentang komunitas Uighur di China. Tetapi akunnya kembali ditutup pada 25 November, karena ponsel yang digunakannya telah terdeteksi saat mengunggah foto Bin Laden.

Baca Juga: TikTok Bantah Dikendalikan Pemerintah China

Video tentang kamp tahanan Uighur itu sendiri dihapus pada 27 November karena alasan human error, beber Han. Tetapi 50 menit kemudian video tersebut kembali ditayangkan setelah seorang moderator senior TikTok menyadari kesahalan tersebut.

TikTok alat pemerintah China?

Tetapi versi lain dituturkan oleh Aziz. Kepada BBC, Aziz mengaku bahwa foto Bin Laden yang dia unggah pada 14 November bertujuan satir.

Sebagai minoritas Muslim yang tinggal di Amerika Serikat ia sering diejek sebagai dengan julukan "istri Osama bin Laden" dan ia mengunggah video berisi foto Bin Laden dalam akun TikTok-nya setelah ditanya oleh pengguna lain tentang sosok kekasihnya.

"Apakah saya percaya mereka menghapus video (tentang kamp tahanan Uighur) karena video satir yang dihapus di akun pertama saya? Setelah saya mengunggah tiga video tentang Uighur? Tidak," tegas Aziz menanggapi permohonan maaf TikTok.

Ia juga membantah alasan TikTok terkait penutupan akun keduanya. Ia menilai alasan itu dibuat-buat, karena ia sempat mengunggah beberapa konten di akun kedua tersebut dan akun tersebut tidak ditutup.

"Saya membuat beberapa postingan dan tidak terjadi apa-apa. Tetapi ketika saya mengunggah konten tentang Uighur di China, akun saya langsung ditutup," jelas Aziz.

Aziz menduga TikTok sengaja menghapus video dan menutup akunnya karena konten yang dia unggah mengkritik cara pemerintah China membungkam minoritas Uighur yang mayoritas beragama Islam.

"Sebagai Muslim, saya selama mengalami rasisme dan opresi. Tetapi melihat komunitas ini, etnis ini mengalami perlakuan yang tak bisa dibayangkan, saya pikir ini tidak benar dan saya harus menyebarkan informasi tentang mereka," tegas dia.

Penghapusan video tentang kamp Uighur di China dan penutupan akun Aziz sendiri memantik banyak kecaman terhadap TikTok. Posisi TikTok sendiri sedang tidak aman, karena ia dituding sebagai alat pemerintah China yang berpotensi membahayakan keamanan nasional Amerika Serikat.

TikTok, yang semakin populer di Amerika, bahkan sedang diperiksa oleh pemerintah Amerika Serikat. Meski demikian TikTok selalu membantah bahwa pihaknya adalah perpanjangan tangan Beijing.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI