Hasil studi Heidarzadeh dan rekan-rekannya, yang diterbitkan dalam jurnal Ocean Engineering, menggunakan data-data tinggi permukaan air laut dari lima lokasi dekat Gunung Anak Krakatau.
Data-data itu diproses menggunakan model komputer untuk membuat simulasi pergerakan gelombang tsunami, mulai dari ketika terjadinya longsoran material vulkanis.
Heidarzadeh kini bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk memetakan dasar laut di Indonesia bagian timur serta menyusun rencana tanggap darurat tsunami. [Phys.org]
Baca Juga: Sempat Hilang 11 Jam, Bayi Ditemukan Selamat dalam Tsunami Selat Sunda