Mochtar Riady di Indonesia Digital Conference 2019: Berubah atau Tersingkir

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 28 November 2019 | 22:23 WIB
Mochtar Riady di Indonesia Digital Conference 2019: Berubah atau Tersingkir
Pendiri dan Chairman Lippo Group, Mochtar Riady dalam peluncuran kota mandiri Meikarta, di Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (13/5/2017). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengusaha senior Mochtar Riady menekankan sebuah negara atau perusahaan harus memahami tahapan-tahapan perkembangan teknologi hingga saat ini agar bisa mengikuti perubahan dan tidak tersingkir dalam persaingan.

Peringatan itu disampaikan oleh pendiri Lippo Group tersebut saat berbicara dalam acara Indonesia Digital Conference 2019 yang digelar oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di Jakarta, Kamis (28/11/2019).

"Sekaya apa pun sebuah negara atau keluarga, mereka tidak akan bertahan kalau tidak ikut berubah," ujar Mochtar Riady.

Dia mencontohkan pada zaman Belanda, ada seorang raja gula di Jawa Tengah yang kekayaannya mencapai 200 juta gulden, atau dengan nilai sekarang setara sekitar 20 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Juga: Mochtar Riady Mengaku Tak Kuat Bakar Duit untuk OVO, Ini Penjelasan Lippo

"Sekarang sudah tidak diketahui lagi nasib dia atau keturunannya," kata Mochtar.

Demikian juga Tiongkok pada era dinasti kuno merupakan negara paling kaya di dunia, tetapi kemudian terpuruk dan menjadi negara yang semi-terjajah karena mengabaikan terjadinya revolusi industri tahap pertama dan kedua. Untungnya Tiongkok kemudian bangkit di revolusi industri yang ketiga dan sekarang tumbuh menjadi kekuatan ekonomi nomor dua terbesar di dunia, ujarnya.

"Kita harus hati-hati, ketika Tiongkok tidak mengikuti (revolusi industri) akhirnya jadi masalah. Indonesia tidak boleh kehilangan kesempatan yang baik ini," kata Mochtar Riady.

Mochtar Riady mengatakan bahwa teknologi digital sebetulnya bukan hal baru dan bukan pula tahapan berikut dari perkembangan revolusi industri.

"Saya tahu anak-anak muda kita semua sudah mulai cerita tentang digital, tetapi sesungguhnya (teknologi) digital ini sudah dimulai dari 1946, jadi sudah 74 tahun. Ini bukan teknologi yang baru," kata Mochtar.

Baca Juga: Tak Kuat Bakar Duit, Pendiri Lippo Jual Dua Pertiga Saham OVO

Menurut Mochtar, Industry 4.0 yang banyak disebut sekarang ini akan mengarah pada penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dan juga nanotechnology.

"Teknologi digital ini akan digantikan oleh AI, di mana semuanya serba robotik," kata dia.

Menurut Mochtar, pada 1946 ditemukan teknologi mikro elektronik yang kemudian bercabang dua yaitu digital dan analog. Sistem analog mendorong lahirnya sistem telekomunikasi, sementara sistem digital adalah awal dari lahirnya ilmu komputer.

Ketika keunggulan analog dan digital digabungkan, lahirlah internet. Dengan adanya internet, komputer berkembang menjadi laptop, sementara telepon statis menjadi telepon genggam, beber Mochtar.

Mochtar, yang ikut membidani lahirnya sejumlah bank swasta besar seperti BCA dan Panin, juga berbagi kiat-kiatnya dalam menangani bisnis di Lippo Group, termasuk MatahariMall.com dan sistem pembayaran digital OVO.

Sambil terus berdiri di podium, Mochtar Riady juga membagi kisah menarik tentang pertemuannya selama 13 jam dengan Jack Ma, pendiri platform digital Alibaba yang menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

Mochtar adalah yang pertama menyampaikan materi dari tiga pembicara utama IDC 2019, termasuk Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dan Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brojonegoro.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI