Suara.com - NASA diketahui berencana untuk mengirim manusia ke Planet Mars pada sekitar 2030-an. Seorang ilmuwan memberikan usul untuk mengirim bakteri terlebih dahulu sebelum mengirim manusia dalam misi itu.
Dalam penelitiannya, Benjamin Lehner, seorang calon doktoral di Delft University of Technology, Belanda, menyarankan agar mengirim bakteri dengan spesies Shewanella oneidensis ke Mars karena bakteri ini bisa menambang besi yang dari tanah Mars.
"Dalam bentuk alaminya, kita tidak bisa menggunakan banyak besi di tanah Mars. Tetapi, Shewanella oneidensis memiliki kemampuan untuk mengubah bagian tanah menjadi magnetit, oksida magnetik besi," ucap Benjamin Lehner, seperti yang dikutip dari Space.com.
Benjamin Lehner mengusulkan untuk mengirim kapsul tanpa awak yang berisi penjelajah, bioreaktor, dan printer 3D. Penjelajah akan mengumpulkan tanah Mars dan membawa tanah kembali ke bioreaktor yang akan diisi dengan bakteri tadi.
Baca Juga: Ditanya Soal Rio Haryanto, Inilah Pujian Luis Leeds
Setelah bakteri bekerja dan menghasilkan magnetit, magnetit akan diekstraksi dan dipisahkan dari sisa tanah dengan magnet. Kemudian printer 3D akan mengubah bahan logam mentah ini menjadi benda berharga bagi manusia, seperti sekrup, mur, baut, atau bagian bangunan lainnya yang bisa menjadi bagian integral dari pemukiman manusia di Mars.
Benjamin Lehner dan timnya mengatakan dengan reaktor 1.400 L bisa menghasilkan sekitar 350 kg magnetit setiap tahun.
"Setelah 3,3 tahun, akan menghasilkan lebih banyak zat besi daripada yang bisa dimuat dalam kapsul. Dengan mengirimkan modul tak berawak ini ke Mars, kami bisa menghasilkan sejumlah besar zat besi dalam waktu beberapa bulan," tambah Benjamin Lehner.
Untuk bahan makanan agar bakteri itu mampu bertahan hidup, Benjamin Lehner mengusulkan agar mikroalga dikirim bersama bakteri. Mikroalga dapat menjaga diri sendiri, bertahan hidup di bawah sinar Matahari dan karbon dioksida, yang akan berubah menjadi nutrisi dan oksigen untuk bakteri. Limbah residu yang ditinggalkan oleh mikroalga ini juga bisa berfungsi sebagai kompos untuk astronot yang dikirim ke Mars di masa depan.
Usul ini tampaknya harus dipertimbangkan oleh NASA. Mengingat NASA mulanya berencana untuk mengirim peralatan berat ke Mars secara bertahap dan hal itu menguras biaya. Dengan bakteri, NASA juga dapat menghemat ruang kapsul pengangkut.
Baca Juga: Sirkuit Sentul Jadi Nostalgia Mick Doohan Tentang Indonesia