Fitur ini dirancang untuk menciptakan kembali rentang luas dari kondisi cahaya yang ada di alam, menghasilkan warna alami tanpa menyebabkan amplifikasi gaya warna yang berlebihan.
Selain itu, kamera memiliki eksposur hingga 9 frame dalam mode Additive, Average, Comparative Bright, atau Comparative Dark yang bisa digunakan untuk menggabungkan gambar yang diambil dari berbagai sudut pandang atau pada waktu yang berbeda menjadi satu gambar.
Fotografer juga dapat menerapkan mode film simulation yang berbeda pada setiap bingkai untuk membuat kolase berlapis-lapis.
Kualitas Gambar
Mode Classic Negative Film akan mengajak fotografer bernostalgia karena mensimulasikan film warna negatif, yang biasanya dipilih untuk foto sehari-hari.
Baca Juga: Fujifilm X-Pro3 Tiba di Jakarta, Andalkan Hybrid Viewfinder
Clarity Setting juga telah dimasukkan sebagai parameter kualitas gambar yang melengkapi Highlight Tone, Shadow Tone dan Sharpness. Tekstur dan garis besar subjek dapat dikuatkan atau dilembutkan sambil tetap mempertahankan gradasi warna untuk mengontrol keseluruhan tampilan gambar.
Handling
Tampilan layar sentuh LCD layar miring dengan resolusi tinggi 1,62 juta titik dapat berputar 180 derajat, sehingga memungkinkan fotografer memotret dari pinggul, di permukaan tanah atau dengan kamera di atas kepala.
Layar Fujifilm X-Pro 3 juga menawarkan sudut pandang yang luas dan memberikan kontras warna yang tinggi namun tetap mempertahankan reproduksi warna alami untuk memberikan tampilan yang jelas dan berkualitas tinggi.