Nah, Google Segera Batasi Iklan Berbau Politik

Jum'at, 22 November 2019 | 10:00 WIB
Nah, Google Segera Batasi Iklan Berbau Politik
Google Indonesia sebagai ilustrasi [Suara.com/Tivan Rahmat].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Soal pariwara atau iklan yang berbau politik, aplikasi Twitter, Facebook serta Google memiliki batasan masing-masing. Ketiganya menerapkan aturan baru terkait bidang ini.

Disebutkan bahwa dalam hal ini, Twitter dengan tegas menolak kehadiran pariwara berbau politik di platformnya.

Sementara untuk Facebook, mereka masih akan menerima iklan politik dengan catatan tertentu. Mark Zuckerberg, Chief Executive Officer (CEO) Facebook mengatakan bahwa pihaknya tidak akan mengecek benar atau tidaknya iklan itu, baik dari kandidat maupun kampanye politik.

Selain kedua aplikasi tadi, Google rupanya juga berencana membatasi iklan politik di berbagai platform miliknya, seperti YouTube dan Google Search.

Baca Juga: The Marquez Boys Satu Tim, Unggahan Alex Marquez Bikin Auto Meleleh

Namun, cara Google mengimplementasikan sedikit berbeda. Melalui blog resminya, Google mengumumkan bahwa mereka tetap akan menerima iklan politik dan tetap membiarkan pengiklan bisa terus mentargetkan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan lokasi.

Akan tetapi Google tidak akan mengizinkan iklan kampanye politik yang secara khusus mentargetkan penggunaannya berdasarkan kecenderungan politiknya.

CEO Google Sundar pichai. [AFP]
CEO Google Sundar Pichai [AFP]

Ringkasnya, Google akan menolak iklan politik yang terang-terangan meminta masyarakat untuk memilih si pengiklan. Rencananya, kebijakan baru Google ini akan diimplementasikan pertama kalinya di Inggris.

"Kami menyadari bahwa dialog politik yang kuat adalah bagian penting dari demokrasi, dan tidak ada yang dapat menilai secara adil setiap klaim politik, tuntutan balik, dan sindiran," tulis Google dalam blognya, seperti dilansir dari CNBC, Jumat (22/11/2019).

Jalan tengah yang ditempuh Google terkait iklan politik cukup logis. Induk perusahaan Google, Alphabet, mendapatkan 84 persen pendapatannya dari iklan yang sebagian besar berasal dari "search ads". Angka ini terus meningkat dari platform video YouTube.

Baca Juga: 5 Best Otomotif Pagi: Bugatti Termahal, Ban Terkoneksi Jaringan 5G

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI